Presiden Joko Widodo, Senin siang (2/3) mengumumkan terdapat dua warga Depok, Jawa Barat, terinfeksi virus mematikan itu. Keduanya kini dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso di Jakarta Utara. Ini merupakan kasus virus korona pertama di Indonesia.
Dalam jumpa pers di kantornya, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjelaskan dua warga Indonesia ini, ibu berumur 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun, terjangkit virus Covid-19 setelah sebelumnya melakukan kontak langsung dengan seorang warga negara Jepang di sebuah sekolah dansa di Indonesia. Warga Jepang tersebut memberi kabar kepada kedua warga Depok itu kalau dirinya terjangkit virus Covid-19, 14 hari setelah bertemu mereka di sekolah dansa.
Kedua warga Depok ini mengaku bertemu warga Jepang itu pada 14 Februari lalu. Dua hari kemudian mereka batuk dan demam. Pada 26 Februari, mereka dirawat di sebuah rumah sakit di Depok karena batuk dan demamnya tidak juga sembuh. Dua hari berselang, warga Jepang yang bertemu mereka di sekolah dansa memberitahu dirinya dirawat di Malaysia karena terinfeksi virus Covid-19.
"Sehingga karena diceritain itulah, (keduanya) kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Sulianto Saroso. Di Sulianto Saroso dilakukan pemeriksaan swab dan sebagainya, hasilnya tadi pagi dinyatakan positif," kata Terawan.
Terawan mengungkapkan kedua pasien virus Covid -19 itu saat ini dalam keadaan sehat. Dia berjanji akan secara terbuka memberikan informasi kepada publik melalui media mengenai perkembangan wabah virus korona di Indonesia.
Hanya saja dia mengingatkan tidak semua orang yang kontak dengan penderita virus Covid-19 akan ikut terjangkit. Itu bergantung pada kekebalan tubuh seseorang. Orang yang memiliki imunitas yang baik, meski melakukan kontak langsung dengan penderita Covid-19 tidak akan terinfeksi.
Terawan menekankan yang mestinya memakai masker itu adalah orang yang terinfeksi virus Covid-19, sedangkan yang sehat tidak perlu memakainya.
Dinas Kesehatan Kota Depok membawa seorang warganya ke RSPI Sulianti Saroso untuk menjalani pemeriksaan. Dia merupakan pembantu rumah tangga di rumah kedua pasien virus Covid-19 yang tengah dirawat di rumah sakit tersebut. Dia dibawa ke RSPI Sulianti Saroso karena pernah berinteraksi langsung dengan kedua pasien itu.
Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit-Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono, pihaknya akan memeriksa siapa saja yang pernah berinteraksi secara langsung dengan dua pasien virus Covid-19 pertama di Indonesia itu. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 makin meluas.
"Kalau saya erat dengan kontak yang dinyatakan positif, maka saya wajib dilakukan pemeriksaan laboratorium. Itu berarti berada di dalam proses pemantauan, kalau jumlahnya lebih dari satu, maka pemantauan ini bisa dilakukan pengambilan sampel secara acak untuk kemudian dilakukan pemeriksaan," ujar Anung.
Menanggapi kasus virus korona pertama di Indonesia, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Sufmi Dasco Ahmad menilai pemerintah sebaiknya membentuk pusat krisis untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus Covid-19.
Dia menjawab secara diplomatis ketika ditanya apakah pemerintah terlambat mengetahui ada warga Indonesia terinfeksi virus korona.
"Saya pikir cepat atau lambatnya itu relatif. Tapi saya pikir kita sama-sama mengapresiasi bahwa pemerintah terbuka terhadap hal ini dan kita imbau kepada masyarakat supaya tidak panik," tutur Sufmi.
Setelah pengumuman mengejutkan dari Presiden Joko Widodo, sebagian warga mulai memborong masker. Padahal harga masker jenis N95 naik hingga seribu persen, dari Rp 200 ribu menjadi Rp 1,2 juta.
Sampai hari ini, virus Covid-19 yang berasal dari Kota Wuhan, China, telah membunuh lebih dari tiga ribu dan menjangkiti lebih dari 83 ribu lainnya di seluruh dunia. [fw/em]