Dalam jumpa pers hari Jumat di Rostov-on-Don, Rusia selatan, Yanukovych mengatakan ia digulingkan dari kekuasaan oleh "preman nasionalis pro-fasis" yang mewakili hanya sebagian kecil rakyat Ukraina. Ia meminta lawan-lawannya agar menghentikan apa yang disebutnya "pelanggaran hukum yang mengerikan" di negaranya dan bersumpah akan kembali ke Ukraina sesegera keamanannya terjamin.
Yanukovych mengatakan ia berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin melalui telepon ketika tiba di Rusia, dan mereka setuju bertemu sesegera mungkin. Ia mengaku terkejut Putin "begitu terkendali" menanggapi situasi di Ukraina, dan menyatakan, Rusia tidak bisa "tidak ikut campur" dan "acuh tak acuh" terhadap nasib mitra sebesar Ukraina.
Ia meminta Rusia menggunakan "semua cara yang mungkin" untuk menghentikan apa yang disebutnya "kekacauan dan teror" di Ukraina, tetapi mengatakan ia tidak akan meminta dukungan militer. Yanukovych mengatakan aksi militer tidak seharusnya dibolehkan dan bahwa jalan keluar dari situasi sekarang adalah menerapkan kesepakatan yang dicapai dengan oposisi, di mana pemilihan presiden akan diadakan Desember. Ia menyatakan tidak akan ikut pemilihan presiden yang kini direncanakan 25 Mei, dan menyebut pemilu itu "ilegal."
Yanukovych mengatakan ia berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin melalui telepon ketika tiba di Rusia, dan mereka setuju bertemu sesegera mungkin. Ia mengaku terkejut Putin "begitu terkendali" menanggapi situasi di Ukraina, dan menyatakan, Rusia tidak bisa "tidak ikut campur" dan "acuh tak acuh" terhadap nasib mitra sebesar Ukraina.
Ia meminta Rusia menggunakan "semua cara yang mungkin" untuk menghentikan apa yang disebutnya "kekacauan dan teror" di Ukraina, tetapi mengatakan ia tidak akan meminta dukungan militer. Yanukovych mengatakan aksi militer tidak seharusnya dibolehkan dan bahwa jalan keluar dari situasi sekarang adalah menerapkan kesepakatan yang dicapai dengan oposisi, di mana pemilihan presiden akan diadakan Desember. Ia menyatakan tidak akan ikut pemilihan presiden yang kini direncanakan 25 Mei, dan menyebut pemilu itu "ilegal."