Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen, pada Minggu (24/7), mengatakan perekonomian AS memang tengah melamban, tapi tidak mengalami resesi karena tingkat perekrutan tenaga kerja meningkat.
Yellen berbicara kepada stasiun TV NBC menjelang dirilisnya beberapa laporan ekonomi yang akan menyoroti perekonomian yang sedang dilanda inflasi tinggi dan terancam suku bunga yang lebih tinggi. Data itu akan mencakup penjualan rumah baru, keyakinan konsumen, pendapatan, belanja konsumen, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi (PDB) keseluruhan.
Laporan yang paling penting kemungkinan akan dirilis pada Kamis (28/7), ketika Departemen Perdagangan mengeluarkan perkiraan pertama output perekonomian pada kuartal April-Juni. Sejumlah ekonom memperkirakan pengumuman itu akan menunjukkan kontraksi untuk kuartal kedua berturut-turut. Perekonomian menyusut 1,6 persen pada kuartal Januari-Maret.
Penurunan PDB selama dua kuartal berturut-turut secara informal dianggap sebagai resesi, meski para ekonom menganggap hal itu menyesatkan.
Sebaliknya, Biro Nasional Riset Ekonomi - kelompok nirlaba yang beranggotakan para ekonom - menggambarkan resesi sebagai "penurunan aktivitas perekonomian yang signifikan yang tersebar di segala bidang dan berlangsung selama beberapa bulan."
Yellen berargumen bahwa bagian besar perekonomian tetap sehat: Pembelanjaan konsumen meningkat, keuangan warga AS rata-rata solid, dan ekonomi telah menambah lebih dari 400.000 pekerjaan sebulan dalam tahun ini, sebuah angka yang menurutnya cukup pesat. Tingkat pengangguran kini berjumlah sebesar 3,6 persen, hampir mendekati rekor terendah dalam setengah abad. [vm/pp]
Forum