Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan membatasi harga minyak Rusia pada $60 per barel, tidak cukup agresif untuk menekan ekonomi Rusia yang mendanai invasi ke Ukraina.
Batasan harga itu disepakati oleh Australia, Inggris, Kanada, Jepang, AS dan Uni Eropa. Namun, pemimpin Ukraina itu pada Sabtu (3/12) menyerukan harga yang lebih rendah.
"Logikanya jelas," katanya. "Apabila batas harga minyak Rusia adalah $60, ketimbang, misalnya, $30, yang dibicarakan Polandia dan negara-negara Baltik, maka anggaran Rusia akan menerima sekitar $100 miliar setahun."
"Uang ini," katanya, "akan disalurkan bukan hanya untuk perang dan bukan hanya untuk mensponsori rezim dan organisasi teroris lain. Uang ini juga akan digunakan untuk terus mendestabilisasi negara-negara yang kini berusaha menghindari keputusan besar."
Barat meyakini pembatasan harga yang signifikan semacam itu dapat melemahkan biaya produksi minyak Rusia.
"Kami pikir angka $60 per barel pantas" untuk menjaga keseimbangan antara membatasi kemampuan Moskow untuk menuai keuntungan dan memastikan agar pasokan bisa memenuhi kebutuhan, kata John Kirby, koordinator komunikasi strategis Dewan Keamanan Nasional AS pada Jumat (2/12). Ia menambahkan bahwa batas harga itu bisa disesuaikan.
Batasan harga yang diusulkan Menteri Keuangan AS Janet Yellen itu berusaha mengurangi pendapatan Rusia dari penjualan minyak, yang mendukung militer dan invasi ke Ukraina. [vm/ft]
Forum