Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Kamis (30/11) mengatakan perang dengan Rusia memasuki tahap baru, dan musim dingin diperkirakan akan mempersulit pertempuran setelah serangan balasan pada musim panas yang gagal membuahkan hasil yang diinginkan karena kekurangan senjata dan pasukan darat. Meski mengalami kemunduran, ia mengatakan Ukraina tidak akan menyerah.
"Kami memasuki tahap baru perang, dan itu adalah fakta," kata Zelenskyy dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Associated Press di Kharkiv, Ukraina Timur Laut, setelah melakukan tur untuk meningkatkan moral di wilayah tersebut. "Musim dingin secara keseluruhan adalah fase baru perang,” ujarnya seraya menambahkan, “Apakah saya puas? Dengar, kami tidak akan mundur, saya puas."
Zelenskyy juga mengatakan ia khawatir perang Israel-Hamas di Gaza berpotensi membayangi konflik di Ukraina, dengan agenda politik yang saling bersaing dan sumber daya yang terbatas, yang akan mengurangi bantuan militer. Hal ini ditengarai akan sangat menghalangi kemampuan negaranya untuk menghadapi konfrontasi dengan Rusia.
Kekhawatirannya diperkuat oleh kekacauan politik yang pasti muncul pada tahun pemilihan umum di AS dan implikasinya terhadap kelanjutan bantuan ke negaranya.
Serangan balasan yang sangat dinanti-nantikan, yang didukung oleh puluhan miliar dolar bantuan militer Barat – termasuk persenjataan berat – tidak menghasilkan terobosan yang diharapkan. Kini, beberapa pejabat Ukraina mempertanyakan apakah bantuan di masa depan akan sebesar itu. Sementara itu, persediaan amunisi semakin menipis, sehingga mengancam kebuntuan.
Dengan musim dingin yang akan menyelimuti Ukraina yang sedang dilanda perang, para pemimpin militer kembali harus menghadapi tantangan-tantangan baru yang tidak asing lagi seiring dengan konflik yang memanas di penghujung tahun kedua ini. Berbagai tantangan tersebut adalah suhu yang membeku dan ladang tandus yang membuat para tentara terekspos; serta ancaman baru serangan udara Rusia yang meluas di kota-kota dan menargetkan infrastruktur energi dan warga sipil.
Pada tanggal 25 November lalu, Rusia meluncurkan serangan pesawat tak berawak yang paling luas dalam invasi ke Ukraina. Sebagian besar dari 75 pesawat tak berawak Shahed buatan Iran yang diluncurkan oleh Rusia itu menargetkan Kyiv. Ini merupakan sebuah preseden yang mengkhawatirkan untuk beberapa bulan ke depan. "Itulah mengapa perang musim dingin itu sulit," kata Zelenskyy.
Dia memberikan penilaian yang jujur tentang serangan balasan musim panas lalu. "Kami menginginkan hasil yang lebih cepat. Dari perspektif itu, sayangnya, kami tidak mencapai hasil yang diinginkan. Dan ini adalah fakta," katanya.
Ukraina tidak mendapatkan semua senjata yang dibutuhkannya dari sekutu, katanya, dan keterbatasan dalam ukuran kekuatan militernya menghalangi kemajuan yang cepat. "Tidak ada kekuatan yang cukup untuk mencapai hasil yang diinginkan lebih cepat. Namun, ini bukan berarti kami harus menyerah, bahwa kami harus menyerah," kata Zelenskyy. "Kami yakin akan kemampuan kami. Kami memperjuangkan hak kami.”
Ada hal-hal positif dalam pertempuran beberapa bulan terakhir ini, tambahnya. Ukraina berhasil merebut lebih banyak lagi wilayah saat melawan musuh yang memiliki lebih banyak senjata dan lebih kuat pertahanannya, ujar Zelenskyy. [em/uh]
Forum