Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menolak dengan marah seruan Paus Fransiskus untuk bernegosiasi dengan Rusia setelah invasi selama dua tahun, sambil bersumpah “tidak akan” menyerah setelah Paus mengatakan Kyiv seharusnya “memiliki keberanian untuk mengibarkan bendera putih.” Zelenkyy pun menyebut seruan Paus sebagai “mediasi virtual” jarak jauh belaka.
Zelenskyy, melalui pidato video rutin yang disiarkan pada Minggu (10/3) malam, tidak merujuk langsung pada Paus Fransiskus atau pernyataannya, namun mengatakan bahwa gagasan Paus tidak ada hubungannya dengan upaya tokoh agama di Ukraina untuk membantu negara tersebut.
“Ketika Rusia yang jahat memulai perang ini pada 24 Februari, seluruh warga Ukraina berdiri untuk mempertahankan diri. Semua umat Kristen, Islam, Yahudi, semuanya. Saya berterima kasih kepada setiap pendeta Ukraina yang bersama-sama tentara di dalam pasukan pertahanan, di garis depan, membela kehidupan dan kemanusiaan,” ungkap Zelenskyy.
“Mereka mendukung kami dengan doa, diskusi dan perbuatan. Memang seperti itulah gereja dengan umatnya,” lanjutnya. “Bukan berjarak 2.500 kilometer, di suatu tempat, memediasi secara virtual antara seseorang yang ingin hidup dan seseorang yang ingin menghancurkan Anda.”
Ia menanggapi wawancara Paus dengan lembaga penyiaran Swissm RTS, di mana pemimpin Katolik itu mengemukakan gagasan untuk menyerah, dua tahun setelah Kyiv berperang melawan pasukan Rusia di wilayahnya.
“Saya percaya bahwa yang terkuat adalah mereka yang melihat situasi, memikirkan rakyatnya, dan memiliki keberanian untuk mengibarkan bendera putih dan bernegosiasi,” kata Paus Fransiskus dalam wawancara yang dilakukan pada awal Februari dan disiarkan pada Sabtu (9/3) itu. [rd/rs]
Forum