Meski fokus pada sudut pandang agama, Creation Museum di AS menambah barang pameran yang non-religius untuk menarik pengunjung.
Sebuah museum di negara bagian Kentucky, Amerika Serikat, yang berusaha menjelaskan asal-usul bumi dan semua makhluknya dari sudut pandang agama Kristen, telah menambahkan kerangka-kerangka dinosaurus dan pameran berbagai jenis serangga untuk menarik lebih banyak pengunjung.
Sejak dibuka enam tahun yang lalu dengan dana sumbangan swasta US$27 juta, Creation Museum (Museum Kejadian) itu telah dianggap sebagai pusat pengembangan ajaran agama, yang mengatakan bumi dan seluruh isinya adalah ciptaan Tuhan.
Kisah-kisah penciptaan yang diambil dari Kitab Kejadian itu banyak dikecam karena mengabaikan teori evolusi dengan mengatakan bahwa usia bumi hanya beberapa ribu tahun, dan bukannya bermiliar tahun. Kepercayaan ini telah terbantah dengan ditemukannya fosil-fosil dinosaurus yang telah berumur ratusan juta tahun.
Pendiri museum Ken Ham mengatakan ia sadar sejak pembukaan museum itu pada 2007, bahwa isi museum itu harus ditambah dan disesuaikan dari waktu-ke waktu untuk bisa terus menarik pengunjung. Ham adalah ketua sebuah dewan gereja yang memiliki dan mengelola museum itu.
Menurutnya, museum itu menyambut kunjungan semua orang yang hanya ingin bersenang-senang tanpa harus mendapat ceramah agama. Untuk itu ia juga telah membangun sebuah rel kereta gantung sepanjang 4 kilometer yang mengitari museum itu untuk keluarga yang membawa anak-anak supaya bisa menikmati hiburan di luar gedung.
Ujar Ham lagi, pengunjung yang ingin naik kereta gantung itu tidak harus mengunjungi Museum Kejadian yang merupakan atraksi utama.
Sejak dibuka enam tahun yang lalu dengan dana sumbangan swasta US$27 juta, Creation Museum (Museum Kejadian) itu telah dianggap sebagai pusat pengembangan ajaran agama, yang mengatakan bumi dan seluruh isinya adalah ciptaan Tuhan.
Kisah-kisah penciptaan yang diambil dari Kitab Kejadian itu banyak dikecam karena mengabaikan teori evolusi dengan mengatakan bahwa usia bumi hanya beberapa ribu tahun, dan bukannya bermiliar tahun. Kepercayaan ini telah terbantah dengan ditemukannya fosil-fosil dinosaurus yang telah berumur ratusan juta tahun.
Pendiri museum Ken Ham mengatakan ia sadar sejak pembukaan museum itu pada 2007, bahwa isi museum itu harus ditambah dan disesuaikan dari waktu-ke waktu untuk bisa terus menarik pengunjung. Ham adalah ketua sebuah dewan gereja yang memiliki dan mengelola museum itu.
Menurutnya, museum itu menyambut kunjungan semua orang yang hanya ingin bersenang-senang tanpa harus mendapat ceramah agama. Untuk itu ia juga telah membangun sebuah rel kereta gantung sepanjang 4 kilometer yang mengitari museum itu untuk keluarga yang membawa anak-anak supaya bisa menikmati hiburan di luar gedung.
Ujar Ham lagi, pengunjung yang ingin naik kereta gantung itu tidak harus mengunjungi Museum Kejadian yang merupakan atraksi utama.