Organisasi Toilet Dunia mengatakan ketersediaan toilet untuk perempuan seharusnya tiga kali lebih banyak daripada toilet untuk laki-laki.
SOLO —
Organisasi Toilet Dunia dalam Konferensi Toilet Sedunia (World Toilet Summit) di Solo, Jawa Tengah menyatakan jumlah toilet untuk perempuan seharusnya tidak sama jumlahnya disamakan dengan toilet untuk laki-laki.
Ketua Organisasi Jack Sim mengatakan Kamis (3/10) bahwa seharusnya jumlah toilet untuk perempuan tiga kali lipat dibanding jumlah toilet untuk laki-laki karena perempuan memerlukan lebih banyak waktu di toilet.
“Biasanya banyak perempuan harus mengantre terlebih dahulu ketika ke toilet, sedangkan laki-laki tidak usah karena laki-laki, Anda tinggal kencing dan membasuhnya. Jangan disamakan jumlah toilet laki-laki dan toilet perempuan. Para perempuan memakai baju yang lebih kompleks, harus mengecek kondisi dudukan toilet apakah bersih, melakukan segala sesuatu, termasuk saat perempuan mengalami menstruasi,” ujarnya.
Ketua Asosiasi Toilet Indonesia Naning Adiwoso mengatakan organisasinya belum memiliki banyak data mengenai kebutuhan toilet di Indonesia. Saat ini, tegas Naning, Asosiasi Toilet Indonesia masih memetakan kebutuhan toilet di fasilitas publik.
“Kalau untuk perkantoran, satu toilet bisa untuk 100 orang per jamnya, sama dengan bandar udara, terutama yang padat arus lalu lintas penerbangannya. Untuk jumlah toiletnya sendiri berapa untuk wilayah Indonesia kita masih berusaha memetakan. Kita masih perlu banyak sekali toilet. Kita juga masih memetakan toilet untuk SPBU, kita gandeng PERTAMINA. Toilet di SPBU kan dipakai masyarakat dari yang pakai sandal jepit sampai sepatu merk Prada,” ujarnya.
Ketua Organisasi Jack Sim mengatakan Kamis (3/10) bahwa seharusnya jumlah toilet untuk perempuan tiga kali lipat dibanding jumlah toilet untuk laki-laki karena perempuan memerlukan lebih banyak waktu di toilet.
“Biasanya banyak perempuan harus mengantre terlebih dahulu ketika ke toilet, sedangkan laki-laki tidak usah karena laki-laki, Anda tinggal kencing dan membasuhnya. Jangan disamakan jumlah toilet laki-laki dan toilet perempuan. Para perempuan memakai baju yang lebih kompleks, harus mengecek kondisi dudukan toilet apakah bersih, melakukan segala sesuatu, termasuk saat perempuan mengalami menstruasi,” ujarnya.
Ketua Asosiasi Toilet Indonesia Naning Adiwoso mengatakan organisasinya belum memiliki banyak data mengenai kebutuhan toilet di Indonesia. Saat ini, tegas Naning, Asosiasi Toilet Indonesia masih memetakan kebutuhan toilet di fasilitas publik.
“Kalau untuk perkantoran, satu toilet bisa untuk 100 orang per jamnya, sama dengan bandar udara, terutama yang padat arus lalu lintas penerbangannya. Untuk jumlah toiletnya sendiri berapa untuk wilayah Indonesia kita masih berusaha memetakan. Kita masih perlu banyak sekali toilet. Kita juga masih memetakan toilet untuk SPBU, kita gandeng PERTAMINA. Toilet di SPBU kan dipakai masyarakat dari yang pakai sandal jepit sampai sepatu merk Prada,” ujarnya.