Seoul mengatakan pesawat tak berawak yang ditemukan pekan lalu itu membawa kamera komersial sederhana dengan kira-kira 200 foto yang diambil dari udara.
Korea Selatan telah mengakui sebuah pesawat tak berawak pengintai yang dibuat secara kasar, yang kemungkinan dioperasikan oleh Korea Utara, terbang di atas istana presiden di Seoul dan mengambil beberapa gambar sebelum jatuh ke dekat perbatasan.
Seoul mengatakan pesawat tak berawak yang ditemukan pekan lalu itu membawa kamera komersial sederhana dengan kira-kira 200 foto yang diambil dari udara, termasuk beberapa yang diambil persis dari atas kantor presiden.
Menteri Pertahanan Kim Min-seok mengatakan pesawat sepanjang kurang dari 2 meter itu tidak mempunyai kemampuan untuk mengirim gambar kembali ke Korea Utara dan tidak dapat membawa senjata.
Pesawat tersebut ditemukan pekan lalu di kota perbatasan Korea Selatan, Paju. Seminggu kemudian, satu lagi pesawat tak berawak jatuh dan ditemukan di pulau garis depan Selatan, Baengnyeong setelah kedua Korea saling menembakkan artileri ke perbatasan laut masing-masing.
Pelanggaran wilayah angkasa Korea Selatan menimbulkan keprihatinan akan kemampuan Seoul menghadapi ancaman militer dari Korea Utara. Media Korea Selatan melaporkan Kamis (3/4) bahwa para pejabat Seoul berencana meningkatkan usaha pengintaian sebagai tanggapan atas pesawat tak berawak itu.
Tetapi, banyak analis mengecilkan makna ancaman pesawat tak berawak itu, dengan mengatakan pesawat tersebut tampaknya dirancang sangat buruk dan tidak canggih.
Seoul mengatakan pesawat tak berawak yang ditemukan pekan lalu itu membawa kamera komersial sederhana dengan kira-kira 200 foto yang diambil dari udara, termasuk beberapa yang diambil persis dari atas kantor presiden.
Menteri Pertahanan Kim Min-seok mengatakan pesawat sepanjang kurang dari 2 meter itu tidak mempunyai kemampuan untuk mengirim gambar kembali ke Korea Utara dan tidak dapat membawa senjata.
Pesawat tersebut ditemukan pekan lalu di kota perbatasan Korea Selatan, Paju. Seminggu kemudian, satu lagi pesawat tak berawak jatuh dan ditemukan di pulau garis depan Selatan, Baengnyeong setelah kedua Korea saling menembakkan artileri ke perbatasan laut masing-masing.
Pelanggaran wilayah angkasa Korea Selatan menimbulkan keprihatinan akan kemampuan Seoul menghadapi ancaman militer dari Korea Utara. Media Korea Selatan melaporkan Kamis (3/4) bahwa para pejabat Seoul berencana meningkatkan usaha pengintaian sebagai tanggapan atas pesawat tak berawak itu.
Tetapi, banyak analis mengecilkan makna ancaman pesawat tak berawak itu, dengan mengatakan pesawat tersebut tampaknya dirancang sangat buruk dan tidak canggih.