Komitmen Indonesia ke PBB: Kurangi Sampah Plastik 70% Dalam 8 Tahun

Sampah plastik di laut menjadi salah satu isu yang mengemuka dalam Konferensi Kelautan PBB di New York. Delegasi Indonesia pimpinan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan komitmen Indonesia sebagai negara penghasil sampah plastik terbesar dunia kedua, untuk menanggulangi bahaya ini. Selengkapnya ikuti laporan reporter VOA Patsy Widakuswara.

Ulah manusia membuat laut kita makin tak sehat. Polusi dan sampah plastik mencemari laut dan membunuh kehidupan di dalamnya. Hal ini diakui Presiden Sidang Majelis Umum Peter Thomson, tuan rumah Konferensi Laut PBB di New York.

Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, pemerintahan Jokowi menyadari bahaya sampah plastik bukan hanya bagi lingkungan hidup namun juga perekonomian, termasuk kesejahteraan 140 juta rakyat Indonesia yang bergantung pada sistem ekonomi laut dan pesisir.

Juga termasuk dalam delegasi Indonesia Melati dan Isabel Wijsen, dua remaja dari Bali pencetus gerakan “Bye, Bye Plastic Bags” yang bertujuan mengurangi sampah plastik.


Di Konferensi Laut PBB ini, Indonesia kembali menyampaikan undangan untuk menjadi tuan rumah KTT Sampah Plastik di Bali, September mendatang.

Setelah China, Indonesia disebut negara kedua penghasil sampah plastik terbanyak di dunia, yang telah menimbulkan kerugian pada bidang perikanan, perkapalan dan pariwisata hingga 1,2 miliar dolar Amerika.

CG:

Peter Thomson, Presiden Majelis Umum PBB

Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Kemaritiman RI

Melati OR Isabel Wijsen, Bye Bye Plastic