Ilmuwan Pelajari Bagaimana Tanaman Melindungi Diri dari Sinar Ultraviolet

WHO melaporkan antara 2-3 juta kasus kanker kulit melanoma yang dilaporkan setiap tahun (foto: ilustrasi).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, ada antara dua dan tiga juta kasus kanker kulit melanoma yang dilaporkan setiap tahun. Tabir surya atau sunscreen adalah bagian besar pencegah kanker, tetapi tabir surya yang sarat kimia punya kekurangan. Itulah sebabnya para ilmuwan menjelajahi alam untuk memahami bagaimana tanaman melindungi diri dari sinar ultraviolet yang merusak.

Antartika tidak benar-benar tenggelam dalam keanekaragaman hayati, tetapi ada banyak tanaman dan hewan yang menyebut rumah terdingin di benua ini.

Ilmuwan Chile sedang mempelajari sebagian tanaman ini untuk melihat bagaimana reaksi mereka terhadap musim panas dengan sinar ultraviolet yang tak kenal lelah merusak kulit.

"Kami telah menemukan bahwa kedua spesies itu toleran terhadap radiasi ultraviolet," kata Dr. Gustavo Zuniga dari Universitas Santiago, Chile.

Zuniga sedang mempelajari tanaman ini untuk mengetahui bagaimana tanaman itu menolak terpaan sinar surya yang menyebabkan kanker kulit pada manusia. Harapannya adalah senyawa yang sama melindungi tanaman itu, juga bisa melindungi kulit manusia.

Ilmuwan di Chile melakukan penelitian untuk memahami bagaimana tanaman melindungi diri dari sinar ultraviolet dari matahari yang merusak. (foto: ilustrasi).

"Secara khusus, dalam kasus Colobanthus, kami mengenali sekelompok molekul yang bertindak sebagai filter surya dan itu sangat menarik, karena tentu saja, orang memahami bahwa mengingat lingkungan di mana tumbuhan tersebut berkembang [di Antartika], pada musim semi sampai musim panas, tingkat radiasi sinar surya sangat tinggi. Tanaman ini memiliki strategi untuk menghindari kerusakan yang dihasilkan oleh radiasi itu," imbuhnya.

Sejak zaman industri, menurut NASA, hilangnya lapisan ozon telah meningkatkan jumlah sinar surya yang mencapai bumi hingga 30 persen, meskipun tingkat tersebut telah stabil dalam beberapa tahun terakhir.

Penelitian Zuniga juga bisa dimaksudkan bagi tanaman sebagai cara untuk melindungi mereka dan meningkatkan hasil panen.

"Ini juga memungkinkan kita memahami bagaimana tanaman menanggapi radiasi ultraviolet, dengan berpikir bahwa informasi ini dapat digunakan dalam waktu yang tidak terlalu lama dan dimasukkan ke dalam tanaman untuk kepentingan agronomi yang rentan terhadap radiasi sinar surya," lanjutnya.

Zuniga dan universitas saat ini mencari mitra yang akan membantu mereka mengembangkan produk berdasarkan penelitian mereka. [ps/jm]