'Shutdown' Memasuki Hari ke-20, Belum Ada Kesepakatan antara Partai Demokrat dan Republik

Your browser doesn’t support HTML5

Presiden Amerika Donald Trump, Kamis (10/1) mengisyaratkan bahwa ia akan segera mengumumkan kondisi darurat dan menggunakan anggaran pembangunan militer untuk membangun tembok di sepanjang perbatasan selatan Amerika-Meksiko.
CORRESPONDENT REPORT
DATE : JAN/0102019 – BREAKFAST SHOW
TITLE : US SHUTDOWN BORDER 3RD UPD
NUMBER : 2628472
BYLINE : KEN BREDEMEIER/DC

INTRO :
Presiden Amerika Donald Trump hari Kamis (10/1) mengisyaratkan bahwa ia akan segera mengumumkan kondisi darurat dan menggunakan anggaran pembangunan militer untuk membangun tembok di sepanjang perbatasan selatan Amerika-Meksiko, setelah ia gagal meyakinkan Kongres untuk meloloskan RUU Anggaran yang mencakup anggaran untuk membiayai pembangunan tembok itu. Eva Mazrieva menyampaikan laporan Ken Bredemeier.

TEKS :
Presiden Trump mendarat di McAllen, Texas, Kamis siang, untuk melihat langsung upaya mencegah imigrasi ilegal di perbatasan. Pemimpin Amerika itu mengatakan ia “mungkin” akan mengumumkan kondisi darurat jika tidak dapat mencapai kesepakatan dengan faksi Demokrat tentang anggaran bagi pembangunan tembok itu. Gedung Putih, yang mengatur pertemuan Trump dengan petinggi-petinggi faksi Demokrat Rabu sore (9/1), gagal mencapai kesepakatan dan membuat penghentian sebagian operasi pemerintah kini memasuki hari ke-20.

SOT : TRUMP
“Saya berhak mengumumkan kondisi darurat di Amerika. Saya belum melakukannya, tapi saya mungkin melakukannya. Jika ia tidak berhasil, mungkin saya akan melakukannya. Bisa saya katakan, hampir pasti bahwa saya akan mengumumkannya. Tidak ada alasan mengapa kita tidak dapat mencapai kata sepakat. Ada pihak yang tidak peduli dengan keamanan di perbatasan.”

Trump menambahkan bahwa “kita memiliki banyak anggaran yang dapat digunakan untuk membangun tembok jika berada dalam kondisi darurat,” tetapi faksi Demokrat dan beberapa kelompok masyarakat dipastikan akan mengajukan gugatan hukum terhadap kebijakan kondisi darurat yang disampaikan Trump dan penggunaan anggaran militer yang telah dialokasikan untuk proyek-proyek lain sebelumnya.

SOT : TRUMP
“Saya ingin berunding dengan Kongres. Lebih masuk akal jika berunding dengan Kongres. Akan sangat baik jika kita bisa membuat kesepakatan. Tetapi berunding dengan orang-orang ini konyol.”

Pernyataan-pernyataan terbaru Presiden Trump tentang perlunya tembok perbatasan, yang bisa jadi merupakan salah satu janji utamanya dalam kampanye presiden tahun 2016, disampaikan sehari setelah dia keluar dari pertemuan dengan pemimpin minoritas Senat dari faksi Demokrat Chuck Schummer dan Ketua DPR Nancy Pelosi yang menolak meloloskan anggaran untuk membangun tembok perbatasan. Trump mengatakan pertemuan dengan keduanya itu “buang-buang waktu.”

Kebuntuan ini membuat Trump mengatakan ia tidak akan menghadiri Forum Ekonomi Dunia WEF di Davos, Swiss, akhir Januari ini, “karena ketidakpedulian Demokrat pada Keamanan Perbatasan dan pentingnya Keselamatan bagi Bangsa kita.”

Pelosi hari Kamis mengatakan “saat ini ada jalur yang masih dapat ditempuih untuk menyelesaikan kebuntuan ini, yaitu : mulai segera operasi penuh pemerintahan dan kemudian kita diskusi soal keamanan di perbatasan.” Trump telah menolak skenario ini.

Sebelum terbang ke Texas, Trump mengatakan di Twitter bahwa ada “persatuan LUAR BIASA” diantara anggota-anggota faksi Republik yang mendukungnya untuk hanya mengoperasikan sebagian fungsi pemerintah federal hingga tuntutannya untuk mendapatkan uang muka pembangunan tembok sebesar lima miliar dolar dipenuhi, “meskipun Fake News Media berupaya membuat laporan sebaliknya.” [[EMBED TWITTER TRUMP :

Faksi Demokrat sebelum menawarkan untuk memberikan 1,3 miliar dolar anggaran untuk meningkatkan keamanan di perbatasan, tetapi tidak untuk pembangunan tembok.

Sejumlah kecil anggota faksi Republik telah mempertanyakan alasan Trump untuk tidak memulai seluruh operasi pemerintah federal, yang telah dihentikan sejak 22 Desember lalu, penghentian sebagian operasi pemerintah terlama kedua dalam sejarah Amerika. Sekitar 800.000 PNS telah dirumahkan dan sebagian diantaranya diharuskan tetap bekerja tanpa dibayar untuk mengoperasikan sebagian fungsi pemerintah yang strategis.

Ratusan PNS yang dirumahkan itu Kamis siang berdemontrasi di jalan-jalan ibukota Washington DC. (em)