Raksasa teknologi China Huawei mengatakan mereka telah berhasil bangkit dari krisis setelah kebijakan pembatasan AS selama bertahun-tahun menahan penjualan luar negerinya, meskipun pendapatannya untuk tahun 2022 tidak meningkat dari tahun sebelumnya.
“Pembatasan yang diberlakukan AS sekarang menjadi suatu kenormalan baru bagi kami, dan kami kembali ke bisnis seperti biasa, '' kata Eric Xu, CEO bergilir perusahaan itu, dalam pesan Tahun Barunya yang dirilis Jumat (30/12).
Huawei Technologies Ltd., merek teknologi global pertama China, mengalami kesulitan sejak Donald Trump sewaktu menjabat presiden, memblokir aksesnya ke chip processor AS dan teknologi lainnya pada 2019 dengan alasan bahwa Huawei kemungkinan memfasilitasi kegiatan mata-mata China.
Huawei membantah tuduhan bahwa produknya bisa memiliki risiko keamanan.
Pendapatan Huawei yang belum diaudit untuk tahun 2022 diperkirakan mencapai 636,9 miliar yuan ($91,6 miliar) -- hampir tidak berubah dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan sejalan dengan perkiraan sebelumnya.
Xu mengatakan dalam pesannya bahwa bisnis jaringan telekomunikasi perusahaan itu mempertahankan “pertumbuhan yang stabil'' dan bahwa penurunan di sektor perangkatnya, terutama telepon, telah mereda.
Ia juga mengatakan bahwa Huawei mencapai “pertumbuhan cepat '' dalam bisnis cloud-nya.
Huawei tidak merilis angka keuangan yang lebih rinci untuk bisnisnya atau keuntungan perusahaan secara keseluruhan.
Untuk tahun mendatang, Xu berjanji untuk mempertahankan investasi besar Huawei dalam penelitian dan pengembangan dan mengatakan bahwa bisnis cloud-nya perlu menjadi “fondasi'' dalam mendorong pertumbuhan. [ab/uh]