Lituania: Serangan Terhadap Volkov Kemungkinan Besar Didalangi Rusia

FILE - Leonid Volkov, sekutu dekat mendiang pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny, saat wawancara dengan AFP, di Vilnius, 2 Maret 2021. Volkov diserang di luar rumahnya di Lituania dan dirawat di rumah sakit.

Lituania pada Rabu (13/3) menyalahkan Moskow atas serangan semalam oleh penyerang yang menggunakan palu, terhadap pembantu senior mendiang pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny yang diasingkan di luar rumah ajudan tersebut di ibu kota Vilnius.

Presiden Gitanas Nauseda mengatakan serangan terhadap Leonid Volkov jelas direncanakan dan terkait dengan provokasi lain terhadap Lithuania, yang merupakan anggota NATO dan Uni Eropa.

“Saya hanya bisa mengatakan satu hal kepada (Presiden Rusia Vladimir) Putin: tidak ada yang takut pada Anda di sini,” kata Nauseda.

Badan intelijen Lituania pada hari Rabu (13/3) mengatakan bahwa serangan terhadap tokoh oposisi Rusia Leonid Volkov, sekutu dekat mendiang pemimpin oposisi Alexei Navalny, kemungkinan besar "diorganisir oleh Rusia".

Volkov, 43, sempat dirawat di rumah sakit setelah dia dipukul dengan palu di luar rumahnya di ibu kota Lituania, Vilnius, pada Selasa malam.

Dalam sebuah pernyataan, Departemen Keamanan Lituania mengatakan bahwa serangan itu "kemungkinan" adalah sebuah operasi "yang diorganisir dan dilaksanakan oleh Rusia, yang tujuannya adalah untuk menghentikan pelaksanaan proyek-proyek oposisi Rusia".

Serangan itu terjadi hampir sebulan setelah kematian Navalny di penjara Arktik, yang menurut Volkov dilakukan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, dan beberapa hari sebelum pemilu yang tampaknya akan memperpanjang masa jabatan pemimpin Kremlin tersebut.

Wakil Kepala Polisi Nasional Lituania Saulius Tamulevicius sebelumnya mengatakan, penyidik mendalami berbagai teori, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

“Kami mengambil semua langkah untuk mengklarifikasi motif dan penyebab kejahatan tersebut. Beberapa versi sedang diselidiki,” katanya kepada radio LRT.

Belum ada tersangka yang diidentifikasi.

Volkov di aplikasi perpesanan Telegram mengatakan bahwa kakinya dipukul sebanyak 15 kali selama serangan pada Selasa malam.

Juru bicara Navalny, Kira Yarmysh, sebelumnya mengatakan bahwa "seseorang memecahkan jendela mobil dan menyemprotkan gas air mata ke mata Volkov" sebelum memukul pria itu dengan palu.

Istri Volkov, Anna Biryukova, di media sosial memposting foto-foto luka yang dialami suaminya, antara lain mata hitam, tanda merah di dahi, dan darah di kaki yang membasahi celana jeansnya.

Sebuah sumber pemerintah mengatakan kepada AFP bahwa Volkov keluar dari rumah sakit pada Rabu pagi setelah "memar di berbagai bagian tubuh dan patah tulang telapak tangan teridentifikasi".

"Cedera yang lebih serius dapat dihindari," kata sumber itu. [ab/uh/my]