Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Geir Pedersen, pada Minggu (17/3) memperingatkan bahwa situasi di negara yang diamuk perang itu “sangat-sangat sulit”.
“Seluruh alat ukur menunjuk ke arah yang keliru dalam hal keamanan, dalam hal ekonomi, dan dalam hal proses politik,” kata Pedersen kepada para jurnalis di ibukota Suriah, Damaskus.
“Saya telah lama mengimbau bahwa kita harus memastikan bahwa perang di Gaza tidak menyebar ke Suriah dan bahwa kita harus melihat deeskalasi dan pengendalian,” tambah dia, dalam pernyataan yang disampaikan setelah pertemuan dengan menteri luar negeri Suriah.
Bulan lalu, Pedersen menyampaikan undangan resmi kepada pemerintah Suriah dan pihak oposisi untuk bertemu di Jenewa pada akhir April untuk melanjutkan proses negosiasi terkait perubahan bagi konstitusi negara itu, meskipun ada tentangan dari Rusia, sekutu kunci Suriah. Rusia meyakini bahwa kota di Swiss itu bukanlah tempat yang netral.
Geir Pedersen mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa dia telah gagal dalam upayanya dalam lebih 18 bulan untuk membuat pihak-pihak terkait menyepakati lokasi untuk melanjutkan pertemuan Komite Konstitusi itu.
Dokumen yang diharapkan direvisi itu adalah langkah kunci dalam peta jalan menuju perdamaian di negara yang dilanda perang itu. [ns/ka]