Arab Saudi dan Pakistan hari Selasa (16/4) bersama-sama menyerukan gencatan senjata di Gaza, dan Saudi juga mendesak deeskalasi di kawasan tersebut tanpa menyebutkan serangan Iran baru-baru ini terhadap Israel.
Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan Al-Saud memimpin delegasi tingkat tinggi ke Islamabad pada hari Senin dalam kunjungan dua hari untuk menjajaki peluang investasi di Pakistan.
Ketika berbicara pada konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar di akhir kunjungan singkatnya, Al-Saud mendesak penghentian permusuhan di Gaza antara Israel dan kelompok militan Hamas, dengan alasan meningkatnya jumlah korban jiwa di kalangan warga Palestina.
“Situasinya tidak bisa diterima. Ini merupakan kegagalan total sistem internasional. Kita harus melakukan gencatan senjata sekarang,” kata Al-Saud.
“Kenyataannya adalah komunitas internasional tidak menjalankan tanggung jawabnya. Kita harus berbuat lebih banyak untuk mengakhiri pembunuhan ini,” tambah menteri luar negeri Saudi itu.
BACA JUGA: Pengungsi Gaza Ingin Kembali ke Rumah MerekaMenurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza, sejak 7 Oktober tahun lalu, operasi militer Israel yang bertujuan untuk melenyapkan Hamas telah menewaskan lebih dari 33.000 warga Palestina. Perang pecah setelah Hamas menyerang Israel, menewaskan hampir 1.200 warga sipil dan menyandera sekitar 250 orang.
Menteri luar negeri Pakistan mengatakan dia telah membahas perang di Gaza dengan menteri luar negeri yang sedang berkunjung.
“Kami berdua sepakat bahwa yang kami butuhkan adalah dilakukannya gencatan senjata segera dan tanpa syarat,” kata Dar.
Tanpa menyebut nama Israel, Menteri Luar Negeri Pakistan menyatakan situasi di Gaza sebagai genosida dan menyerukan pertanggungjawaban.
Kedua menteri luar negeri mendesak pengiriman bantuan tanpa hambatan ke Palestina.
Kedua pejabat itu tidak menyerukan pembebasan lebih dari 100 sandera Israel yang masih ditahan Hamas. [lt/ka]