Mahkamah Agung Afrika Selatan menetapkan, mantan presiden Jacob Zuma yang terkait kasus korupsi, tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai anggota parlemen pada pemilu negara itu yang akan berlangsung pada 29 Mei.
Zuma mengakhiri masa kekuasaannya pada 2018, dirundung oleh tuduhan korupsi, dan sempat dipenjara dalam kasus penghinaan. Dia kemudian mendirikan sebuah partai untuk menyaingi Kongres Nasional Afrika (ANC) yang dimpimpin penggantinya, Cyril Ramaphosa.
ANC telah memenangkan semua pemilu di Afrika Selatan sejak negara itu menjadi sebuah negara demokrasi pada 1994. Zuma sendiri menjabat sebagai presiden keempat dari partai tersebut, antara 2009-2018.
Namun, era kepemimpinannya menjadi identik dengan tuduhan-tuduhan korupsi yang membayangi bekas gerakan anti apartheid ini, dan pihak berwenang pemilu beralasan, bahwa hukuman yang diterima Zuma pada 2021, menghalangi dia masuk surat suara.
Zuma dan partai barunya, yang bernama uMkhonto Wesizwe (MK), yang sebelumnya merupakan organisasi sayap partai ANC, mengajukan banding atas putusan pengadilan itu, yang kemudian ditangani oleh pengadilan konstitusi.
Setelah pemilu Afrika Selatan, presiden dipilih oleh para anggota parlemen dari kalangan mereka, karena itu jika Zuma tidak berada di surat suara, dia tidak akan bisa menjadi presiden.
Berdasarkan pasal 47 konstitusi Afrika Selatan, seseorang yang didakwa atas sebuah pelanggaran dan dihukum hingga setahun atau lebih, tidak bisa mencalonkan diri untuk sebuah jabatan hingga lima tahun setelah dia mengakhiri masa penahanan di penjara.
Keputusan MA pada Senin, bisa memiliki konsekuensi yang dalam dan menimbulkan situasi politik tidak stabil.
Partai ANC yang dipimpin Ramaphosa jelas masih menjadi partai terbesar di Afrika Selatan setelah pemilu 29 Mei, tetapi sejumlah jajak pendapat mengindikasikan bahwa partai itu mungkin harus berjuang untuk pertama kalinya untuk memenangkan mayoritas absolut.
Jajak pendapat tidak menempatkan MK pimpinan Zuma dalam hasil yang baik secara nasional, tetapi di provinsi asalnya, KwaZulu-Natal dan di kalangan suku Zulu, dia masih mampu mempertahankan dukungan. Lebih dari 30 ribu pendukung, menyambutnya dalam kampanye di stadion Soweta pada Sabtu.
Jika partai pimpinan Zuma ini memotong basis dukungan tradisional ANC, Ramaphosa mungkin akan dipaksa untuk menegosiasikan sebuah koalisi dengan satu atau lebih partai oposisi kecil di negara itu, untuk memastikan dia kembali terpilih sebagai presiden.
Menghalangi Zuma dari surat suara dapat juga memicu kerusuhan yang mematikan. Kerusuhan yang terjadi setelah penahanannya pada 2021, membuat lebih dari 350 orang tewas. [ns/ab]