Amerika siap melakukan pembicaraan ekonomi pekan ini dengan pemerintah sementara Bangladesh, termasuk dengan pemimpinnya, Muhammad Yunus, demikian laporan harian the Financial Times, Selasa (10/9).
Pemerintah Bangladesh yang dipimpin peraih Hadiah Nobel Perdamaian itu dilantik bulan lalu dengan target segera melangsungkan pemilu. Pemerintah sementara itu dibentuk setelah digulingkannya Perdana menteri Sheikh Hasina, pasca demonstrasi menentang kuota pegawai negeri yang menelan sejumlah korban jiwa.
"Amerika optimistis bahwa dengan menerapkan reformasi yang diperlukan, Bangladesh dapat mengatasi kerentanan ekonominya serta membangun landasan bagi pertumbuhan yang berkelanjutan dan kemakmuran yang meningkat,” kata Brent Neiman, asisten menteri keuangan Amerika Serikat untuk urusan keuangan internasional, kepada surat kabar tersebut.
Satu delegasi yang beranggotakan para pejabat dari Departemen Keuangan, Departemen Luar Negeri dan Departemen Perdagangan diperkirakan akan membahas kebijakan fiskal dan moneter Bangladesh, serta kesehatan sistem finansialnya, kata surat kabar itu.
Pembicaraan akan dilangsungkan pada hari Sabtu (14/9) dan Minggu (15/9) di ibu kota, Dhaka, lanjut the Times.
Para pejabat di kementerian keuangan Bangladesh dan kantor Yunus mengatakan mereka tidak tahu mengenai kunjungan tersebut.
Perekonomian Bangladesh yang bernilai US$450 miliar telah menurun tajam sejak perang Rusia-Ukraina mendorong kenaikan harga impor bahan bakar dan makanan, memaksa negara itu berpaling ke Dana Moneter Internasional (IMF) pada tahun lalu untuk mendapatkan dana talangan US$4,7 miliar. [uh/em]