Pengaruh AS dan China dalam Perangi Masalah Narkoba di Seychelles

Republik Seychelles terletak di Samudra Hindia, di lepas pantai timur Afrika (foto: dok).

Terletak di Samudra Hindia, di lepas pantai timur Afrika, Seychelles berada di tengah rute utama penyelundupan heroin di mana tingkat penggunaan heroin termasuk tertinggi di dunia. Kepulauan yang berlokasi strategis ini juga merupakan negara di mana AS dan China bersaing untuk memenangkan pengaruh. Koresponden VOA Kate Bartlett melaporkan dari Mahe, pulau utama di negara itu tentang perdagangan heroin serta upaya AS dan China untuk memeranginya.

Bagaikan gambar pada kartu pos, Seychelles adalah negara dengan keindahan yang memukau, yang disukai oleh wisatawan asing. Namun, ada sisi gelap dari kepulauan yang hanya berpenduduk 100.000 orang itu, yakni tingginya tingkat penggunaan heroin per kapita tertinggi di dunia.

Romeo Pierre, seorang pengguna heroin yang sedang menjalani perawatan, mendapatkan dosis metadon hariannya. Kepada VOA dia mengatakan, “Saya mulai menggunakan narkoba saat saya masih sekolah.”

Pria berusia 23 tahun itu menggunakan metadon untuk membantu mengatasi gejala kecemasan dan depresi. “Saya kehilangan ayah saya saat saya berusia delapan tahun. Ia dibunuh. Saya kehilangan ayah pada usia yang sangat muda, dan hal itu berdampak sangat buruk bagi saya.”

Sebuah studi tahun 2023 yang didanai oleh AS dan Uni Eropa menunjukkan sekitar 10% dari populasi Seychelles kecanduan heroin. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah meluncurkan program metadon, serta inisiatif pertukaran jarum suntik.

BACA JUGA: Kepulauan Seychelles: Negara Kecil yang Jadi Persaingan Negara-negara Adidaya

Hans Radegonde, kepala Penjaga Pantai Seychelles, mengatakan negaranya, yang terletak di Samudra Hindia, berada di tengah salah satu rute penyelundupan heroin yang berasal dari Afghanistan.

“Mereka datang melalui jalur perdagangan yang terkenal. Dan obat-obatan terlarang itu tidak untuk dikonsumsi di Seychelles. Untuk Seychelles, hanya sekitar dua atau tiga paket. Sisanya ditujukan untuk pasar Eropa,” kata Radegonde.

Namun, masalah narkotika tidak hanya terjadi di belahan dunia itu, kata Adham Loutfi, kuasa usaha di Kedutaan Besar AS di Seychelles.

“Karena jika Anda melihat perdagangan narkoba, narkoba itu datang melalui wilayah ini, tetapi tidak berhenti di sini. Narkoba itu terus bergerak ke Afrika, terus bergerak ke Eropa, dan berpotensi ke Amerika Utara juga,” ujar Loutfi.

Dalam perjalanannya, sebagian heroin pasti berakhir di pasar lokal, yang menyebabkan epidemi heroin di negara kepulauan itu.

Amerika Serikat dan China, yang bersaing untuk memenangkan pengaruh di Seychelles, membantu dengan berbagai cara dalam mengatasi masalah narkoba.

Kedutaan Besar China menolak permintaan wawancara dari VOA. Duta Besar China untuk Seychelles menulis dalam sebuah artikel surat kabar Seychelles pada tahun 2024 bahwa China mendukung Seychelles dalam memerangi pembajakan, narkoba, dan perdagangan manusia.

Your browser doesn’t support HTML5

Republik Seychelles Berjuang Perangi Masalah Narkoba

Sekali lagi, Hans Radegonde dari Penjaga Pantai Seychelles mengatakan, “Sejauh ini, kami belum menerima pelatihan apa pun dari China terkait perdagangan narkoba, tetapi mereka memberikan pelatihan kepada petugas kami. Kami mengirim mereka ke China. Mereka juga memberi kami aset, persisnya satu kapal yang beroperasi di armada kami.”

Kuasa Usaha Adham Loutfi mengatakan bahwa Amerika melakukan berbagai upaya untuk membantu Seychelles. “Kami banyak bekerja sama dengan Angkatan Pertahanan Seychelles, khususnya Penjaga Pantai, dalam pencegatan narkoba dan berbagai masalah keamanan laut lainnya yang ada di sini.”

Bagi Romeo, seluruh energinya difokuskan untuk tetap menjalani program metadon. “Saya ingin melihat ibu saya bahagia. Saya tidak ingin melihatnya menangis.”

Kini dia telah bersih dari narkoba selama lebih dari setahun dan berharap dapat segera menurunkan dosis metadonnya dan, akhirnya, berhenti total. [lt/ab]