Sebagian besar planet berkecepatan maha-tinggi melintasi antariksa antar-bintang dengan kecepatan 11 hingga 16 juta kilometer per jam.
Para pakar astronomi mengatakan planet-planet berkecepatan maha-tinggi yang melintasi alam semesta dengan kecepatan hampir 50 juta kilometer per jam kemungkinan termasuk benda-benda tercepat di antariksa.
Pencarian adanya planet berkecepatan maha tinggi dimulai setelah penemuan bintang-bintang bekecepatan maha tinggi tujuh tahun yang lalu.
Para ilmuwan di Pusat Harvard-Smithsonian untuk Astrofisika mengatakan temuan mereka memberi indikasi bahwa planet berkecepatan maha tinggi memang ada, dan planet tersebut dihasilkan dengan cara yang sama bintang berkecepatan maha tinggi, yaitu karena jarak yang terlalu dekat dengan gravitas lubang hitam yang maha besar di pusat galaksi.
Mereka mengatakan fenomena itu terjadi ketika satu bintang yang mengitari bintang lain berada terlalu dekat dengan kekuatan sangat tinggi gravitas lubang hitam yang maha-besar. Salah satu bintang tersebut dan satu atau lebih planet bintang yang saling mengitari itu dapat terlempar dengan kecepatan tinggi ke antariksa, sementara bintang lainnya tetap terperangkap di orbit yang mengitari lubang hitam itu.
Sekalipun bintang-bintang berkecepatan maha tinggi telah diukur bergerak hampir 2,5 juta kilometer per jam, planet berkecepatan maha-tinggi yang paling lambat sekalipun terbang beberapa kali lipat kecepatan bintang itu.
Penulis penelitian itu mengatakan sebagian besar planet berkecepatan maha-tinggi melintasi antariksa antar-bintang dengan kecepatan 11 hingga 16 juta kilometer per jam, tetapi keadaan yang ideal dapat menghasilkan kecepatan yang jauh lebih tinggi, sampai 48 juta kilometer per jam atau persentase kecil kecepatan cahaya.
Para pakar astronomi Harvard-Smithsonian mengatakan mereka melakukan penelitian mereka dengan pertolongan simulasi komputer karena tidak mungkin untuk mendeteksi satu planet berkecepatan maha tinggi yang sendirian. Namun, mendeteksi satu di orbit yang mengitari bintang berkecepatan maha-tinggi adalah mungkin.
Menurut para ilmuwan itu, kecerahan sinar bintang berkurang sedikit ketika sebuah planet melintas antara bintang itu dan teleskop para ilmuwan.
Pencarian adanya planet berkecepatan maha tinggi dimulai setelah penemuan bintang-bintang bekecepatan maha tinggi tujuh tahun yang lalu.
Para ilmuwan di Pusat Harvard-Smithsonian untuk Astrofisika mengatakan temuan mereka memberi indikasi bahwa planet berkecepatan maha tinggi memang ada, dan planet tersebut dihasilkan dengan cara yang sama bintang berkecepatan maha tinggi, yaitu karena jarak yang terlalu dekat dengan gravitas lubang hitam yang maha besar di pusat galaksi.
Mereka mengatakan fenomena itu terjadi ketika satu bintang yang mengitari bintang lain berada terlalu dekat dengan kekuatan sangat tinggi gravitas lubang hitam yang maha-besar. Salah satu bintang tersebut dan satu atau lebih planet bintang yang saling mengitari itu dapat terlempar dengan kecepatan tinggi ke antariksa, sementara bintang lainnya tetap terperangkap di orbit yang mengitari lubang hitam itu.
Sekalipun bintang-bintang berkecepatan maha tinggi telah diukur bergerak hampir 2,5 juta kilometer per jam, planet berkecepatan maha-tinggi yang paling lambat sekalipun terbang beberapa kali lipat kecepatan bintang itu.
Penulis penelitian itu mengatakan sebagian besar planet berkecepatan maha-tinggi melintasi antariksa antar-bintang dengan kecepatan 11 hingga 16 juta kilometer per jam, tetapi keadaan yang ideal dapat menghasilkan kecepatan yang jauh lebih tinggi, sampai 48 juta kilometer per jam atau persentase kecil kecepatan cahaya.
Para pakar astronomi Harvard-Smithsonian mengatakan mereka melakukan penelitian mereka dengan pertolongan simulasi komputer karena tidak mungkin untuk mendeteksi satu planet berkecepatan maha tinggi yang sendirian. Namun, mendeteksi satu di orbit yang mengitari bintang berkecepatan maha-tinggi adalah mungkin.
Menurut para ilmuwan itu, kecerahan sinar bintang berkurang sedikit ketika sebuah planet melintas antara bintang itu dan teleskop para ilmuwan.