Koizumi Meminta Maaf Atas Tindakan Jepang pada Perang Masa Lalu

Junichiro Koizumi
Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi meminta maaf atas apa yang disebutnya “kerugian dan penderitaan yang sangat besar” yang diakibatkan oleh tindakan Jepang dalam perang pada masa lalu, di tengah ketegangan yang meningkat antara Tokyo dan Beijing.

Dalam pernyataan seperti itu yang untuk pertamanya oleh seorang pemimpin Jepang sejak tahun 1995, Koizumi mengatakan kepada para delegasi pada konferensi puncak Asia-Afrika di Jakarta bahwa rakyat Jepang telah menggoreskan dalam pikiran mereka, “perasaan menyesal yang sangat besar dan permohonan maaf dari hati sanubari mereka.”

Koizumi juga mengatakan dia berharap akan bertemu dengan Presiden Cina Hu Jintao hari Sabtu guna membahas hubungan antara kedua negara. Cina telah diguncang oleh demonstrasi kekerasan baru-baru ini yang memrotes persetujuan Tokyo atas buku pelajaran sejarah, yang menurut para kritikus, menutup-nutupi kekejaman Jepang pada masa pendudukannya atas Cina.

Presiden Cina Hu Jintao turut hadir bersama pemimpin lebih dari 80 negara Asia dan Afrika dalam KTT dua hari di Jakarta, untuk mengusahakan hubungan ekonomi dan politik yang lebih erat.
KTT tahun ini merayakan ulang tahun ke-50 Konferensi Asia-Afrika di Bandung, yang melahirkan gerakan non-blok pada masa Perang Dingin.