Pemerintah Sri Lanka mendesak para pemantau gencatan senjata Uni Eropa agar meneruskan mandat mereka di negara pulau yang mengalami kesulitan itu. Pemberontak Macan Tamil meminta penggantian para pemantau gencatan senjata itu setelah Uni Eropa mencap kelompok pemberontak itu sebagai organisasi teroris.
Kelompok pemberontak tersebut mengatakan kepada utusan Norwegia awal pekan ini, bahwa para pemantau dari Denmark, Findlandia, dan Swedia harus pergi. Itu berarti mengganti 37 dari 57 pemantau yang ada sekarang di wilayah-wilayah yang dikuasai pemberontak.
Sebuah pernyataan Pemerintah hari Sabtu menyebut permintaan itu tidak beralasan. Dikatakan, keputusan sepihak tidak dapat diterima dan soal pemantau itu harus dirundingkan oleh semua pihak.
Juga hari Sabtu, para pejabat Kementerian Pertahanan mengatakan, bahwa orang-orang bersenjata melepaskan tembakan dan menewaskan dua anggota tentara. Pihak berwajib menuduh pemberontak Macan Tamil melakukan pembunuhan tersebut.