PM Irak, Al-Maliki Berharap Bisa Lepaskan Jabatan Sebelum Habis Masa Tugasnya

Perdana menteri Irak Nuri al-Maliki berharap bisa melepaskan jabatan sebelum habis masa tugas empat tahunnya. Kata al-Maliki kepada harian Amerika Wall Street Journal, yang pasti dia tidak akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua. Kata Maliki, dia sepakat menjadi perdana menteri karena yakin tugas itu demi kepentingan nasional.

Tapi tugas itu semakin sulit, karena adanya ketidak-sepakatan dalam pemerintahannya yang terdiri dari kelompok Syiah, Sunni dan Kurdi. Pemimpin Irak itu banyak dikecam karena tidak sanggup meredam kekerasan antar golongan, dan bahwa dia membiarkan tim-tim pembunuh dari kelompok syiah beroperasi tanpa gangguan.

Komentar Maliki itu dikeluarkan sebagai tanggapan atas sebuah memorandum Gedung Putih yang dibocorkan akhir tahun lalu, yang mempertanyakan kemampuannya untuk memerintah Irak. Kelompok studi grup tentang Irak menganjurkan Presiden Bush supaya mencabut dukungannya kepada Maliki kalau dia tidak berhasil menghentikan aksi-aksi kekerasan antar-kelompok.

Sementara itu, Kata penasihat perdana menteri Irak, seorang pejabat yang dicurigai telah merekam pelaksanaan hukuman gantung atas Saddam Hussein dengan telepon kamera, telah ditahan. Katanya orang itu sedang diperiksa atas tuduhan menyelundupkan telepon kamera itu ke tempat eksekusi.

Rekaman video yang menunjukkan para saksi menghina dan mengejek Saddam Hussein sebelum dia digantung, telah memperburuk ketegangan antar-golongan di Irak dan mendapat kecaman dunia internasional.