Satu zaman berakhir di Inggris hari ini ketika Perdana Menteri Tony Blair meletakkan jabatan yang dipegangnya selama 10 tahun ini. Dukungan rakyat terhadapnya memudar sewaktu perang Iraq berkepanjangan dan senjata pemusnah masal tidak pernah ditemukan. Orang tidak mengerti mengapa Blair bergabung dalam invasi Iraq. Rodney Barker, seorang profesor di perguruan tinggi
London School of Economics mengutarakan, kesetiaan Blair kepada Presiden Bush sedemikian kuatnya, sehingga perdana menteri itu menderita secara politis.
Kata Profesor Barker: "Opini publik menentangnya. Gereja menentangnya. Pihak militer menentangnya. Paus menentangnya. Hampir semua orang menentangnya. Dan dia bersikukuh mengatakan: "Saya yakin saya benar." Dia adalah politisi yang dikendalikan oleh misinya. Oleh karena itulah orang mengasosiasikan Tony Blair dengan peperangan. Anggota partainya Partai Buruh yang menentangnya, mengeluh bahwa pemimpin mereka terlalu mengikuti
Presiden Bush.
Setelah acara tanya-jawab terakhirnya di Parlemen, Tony Blair berangkat menuju Istana Buckingham dan dengan resmi menyerahkan peletakan jabatannya kepada Ratu Elizabeth. Ratu kemudian akan meminta Menteri Keuangan yang juga Ketua Partai Buruh yang baru Gordon Brown untuk membentuk pemerintahan, yang membuatnya menjadi Perdana Menteri yang baru.
Dalam hari penuh terakhirnya sebagai Perdana Menteri kemarin, Tony Blair menerima kunjungan Gubernur Kalifornia Arnold Schwarzenegger, yang tahun lalu menanda-tangani rancangan undang-undang yang membatasi pelepasan gas yang menimbulkan kenaikan suhu di negara-bagian barat Amerika itu.
Perdana Menteri itu mengatakan perlindungan lingkungan adalah prioritas global yang perlu ditanggulangi pada setiap tingkat. Ia mengatakan para ilmuwan yang tidak sependapat mengenai pemanasan global semakin berkurang.