Media Resmi Tiongkok Sensor Pidato Presiden Obama

Pers resmi Tiongkok telah menyensor bagian-bagian pidato pelantikan Presiden Barack Obama dan menghilangkan bagian-bagian pidatonya yang dimuat tertulis.

Stasiun televisi China Central Television menyiarkan secara langsung pidato Presiden Obama kemarin, tapi ketika ia menyebut tentang generasi terdahulu Amerika yang telah menantang fasisme dan komunisme, stasiun TV itu menghentikan pidatonya dan kembali menunjukkan pembawa acara, yang tampak tergesa-gesa mengajukan pertanyaan kepada seorang pakar tamu tentang berbagai tantangan yang dihadapi Presiden Obama.

Teks pidato Obama yang dirilis oleh kantor berita Xinhua menghilangkan kata “komunisme”, tapi membiarkan kata “fasisme”. Kemudian satu baris lagi dihilangkan, bagian yang mengatakan bahwa orang-orang yang berusaha mempertahankan kekuasaan lewat korupsi dan penipuan akan ditinggalkan sejarah.

Partai Komunis Tiongkok mengontrol ketat jaringan internet yang masuk ke negeri itu dan seringkali memblokir bagian-bagian yang dianggap peka bagi politik Tiongkok.

Sementara itu, tokoh-tokoh dunia telah menyambut pelantikan Presiden baru Amerika dan memperingatkannya akan berbagai tantangan internasional yang harus dihadapinya.

Presiden Mesir Husni Mubarak mendesak Obama untuk menjadikan krisis di Timur tengah sebagai prioritas untuk diselesaikan. Mubarak belakangan ini terlibat usaha penengahan gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hamas di Jalur Gaza.

Dan menteri LN Iran Manoucher Motakki mengatakan, Presiden Obama harus mengubah kebijakan Amerika di Timur tengah untuk memperbaiki citranya di kawasan itu.

Taro Aso, perdana menteri jepang mengatakan siap untuk bekerja sama dengan Obama, khususnya dalam usaha menghadapi krisis ekonomi global.

Presiden Pakistan Asif ali Zardari dan PM Yusuf Raza Gilani berharap Obama akan mendorong Amerika supaya menjadi pemimpin dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi umat manusia. Dan bekas pemimpin Afrika selatan Nelson Mandela mengatakan, pelantikan Obama kemarin menciptakan harapan yang serupa seperti yang dirasakan dunia ketika sistem pemerintahan Apartheid dikalahkan.