Beberapa Partai agama kelompok Syiah di Irak tidak mau menerima kekalahan mereka dalam pemilu akhir pekan lalu.
Para calon yang didukung oleh ulama radikal Moqtada al-Sadr mengatakan, hari Sabtu, mereka akan menantang hasil pemilu itu karena ada tuduhan terjadinya kecurangan dalam pemungutan suara.
Hasil penghitungan suara semula, yang diumumkan pekan ini menunjukkan kemenangan mantap dalam pemilu bagi koalisi Perdana Menteri Nouri al-Maliki, yang telah telah mengusahakan agenda yang lebih sekuler.
Koalisi Negara Hukum Maliki mengalahkan partai-partai agama Syiah di Ibukota – Baghdad – dan di kota terbesar nomor dua, Basra. Sekutu-sekutu Perdana Menteri Maliki juga unggul di sedikitnya 8 provinsi lain yang didominasi Syiah.
Pemungutan suara itu dipandang sebagai referendum atas kepemimpinan Maliki menjelang pemilihan parlemen tingkat nasional mendatang dalam tahun ini.
Sementara itu, para pejabat senior pertahanan Amerika mengatakan, Gedung Putih sedang mempertimbangkan tiga pilihan batas waktu yang berbeda –beda bagi penarikan pasukan Amerika dari Irak, mulai dari 16 sampai 18 bulan.