Tempat-tempat pemungutan suara di Filipina telah tutup. Diperoleh berita tentang terjadinya kerusuhan dan kecurangan pemilihan, namun tidak terjadi gangguan besar. Di Manila dan di tempat-tempat lain di negara itu terjadi hal-hal antara lain para pejabat tidak muncul atau tidak menerima surat-surat yang semestinya untuk memberikan suara. Meskipun sedikitnya 55 orang tewas dan puluhan menderita luka dalam kerusuhan sebelum pemilu, namun hanya terjadi insiden di sana-sini selama pemungutan suara. Yang diperebutkan adalan 13 dari 23 kursi Senat , dan kedudukan di DPR yang berjumlah 262 kursi , serta lebih dari 1700 posisi lokal. Hasil pemilu dapat menunjukkan kepopuleran dukungan kepada Presiden Gloria Arroyo, yang menggantikan Presiden Joseph Estrada. Sebelumnya, Presiden Estrada telah disingkirkan dari jabatannya dan dituduh berkorupsi.
Sementara itu, pengadilan anti korupsi di Filipina telah menunda pemeriksaan yang sudah dijadwalkan atas mantan presiden Joseph Estrada yang dipenjarakan dengan tuduhan memberikan sumpah palsu, karena alasan keamanan, setelah pemilihan anggota Kongres dan pejabat lokal hari Senin. Estrada semula akan diperiksa hari Kamis, namun pengadilan menunda sampai tanggal 31 Mei, setelah polisi memperingatkan, bahwa para pengikut Estrada dapat memfaatkan semangat yang dibangkitkan oleh pemilihan untuk melakukan unjuk rasa di jalan-jalan. Mantan presiden yang berada dalam penjara atas tuduhan melakukan tindakan yang ada kaitannya dengan korupsi, bulan lalu menimbulkan demonstrasi besar di jalan-jalan, dan memuncak dengan penyerbuan ke istana Presiden oleh puluhan ribu pendukung Estrada.