Haiti telah terpuruk lebih dalam ke situasi krisis, setelah upaya internasional untuk mengakhiri kemacetan antara Presiden Jean Bertrand Aristide dan para lawan politiknya dihentikan. Satu team diplomat pimpinan Amerika meninggalkan ibukota Haiti, Port-au-Prince hari Sabtu tanpa menghasilkan persetujuan antara kedua belah pihak mengenai rencana pembagian kekuasaan, yang meramalkan seorang perdana menteri baru yang dapat diterima, baik oleh presiden maupun lawan-lawannya, yang akan mengizinkan Aristide tetap menduduki jabatannya. Aristide telah menyetujui rencana itu, namun fihak oposisi tidak mau menyetujuinya, dan tetap menumtut agar presiden meletakkan jabatan. Para pemimpin oposisi mempunyai kesempatan sampai hari Senin untuk memberikan jawaban resmi mereka.