Kofi Annan: Diperlukan 10 Tahun Untuk Membangun Kembali Daerah-Daerah Yang Ditimpa Bencana - 2005-01-02

Sekjen PBB Kofi Annan mengatakan bahwa diperlukan sampai 10 tahun untuk bisa membangun kembali daerah-daerah yang dilanda bencana maut gempabumi dan tsunami pekan lalu. Dalam wawancara untuk disiarkan di AS Ahad ini, Annan mengemukakan, musibah tsunami merupakan yang terbesar yang pernah ditangani PBB selama ini. Kofi Annan akan melawat ke Jakarta Kamis untuk menghimbau kepada masyarakat internasional agar memberikan bantuan. Para pemimpin dunia termasuk para perdana menteri Australia dan Jepang juga akan mengunjungi Jakarta untuk menghadiri KTT darurat bersama para wakil dari India, Sri Lanka, dan 10 anggota ASEAN. Menteri LN AS Colin Powell juga akan menghadirinya. Powell mengunjungi Thailand dan Indonesia Ahad ini untuk menyaksikan langsung kerusakan yang terjadi akibat bencana gempa dan tsunami. Koordinator bantuan PBB Jan Egeland mengatakan jumlah korban jiwa mungkin lebih dari 150 ribu jiwa, tetapi menyatakan, jumlah yang pasti mungkin tidak akan pernah diketahui karena demikian banyak orang yang hanyut dan tenggelam di laut. Para pejabat India mengatakan, jumlah korban jiwa di sana mungkin lebih dari 14 ribu orang, sedangkan di Thailand bisa mendekati 5 ribu jiwa.

Sementara, bantuan terus mengalir ke beberapa daerah Asia Selatan yang dilanda berat tsunami pekan lalu, tetapi kemacetan penyaluran logistik dan cuaca buruk menghambat usaha pemberian bantuan ke banyak korban. Jawatan-jawatan bantuan harus menghadapi hujan, kurangnya kendaran dan buruknya infrastruktur untuk memberikan bantuan perbekalan dan pangan. Helikopter-helikopter AS dan Australia mendrop paket paket kecil bantuan ke beberapa komunitas, tetapi PBB mengatakan daerah-daerah pedalaman mungkin tidak akan bisa menerima bantuan itu dalam beberapa pekan ini. Para pejabat PBB mengatakan lebih dari satu juta orang di Indonesia dan 700 ribu di Sri Lanka memerlukan bantuan darurat pangan selama beberapa bulan mendatang sementara mereka membangun kembali tempat tinggal mereka. Reaksi internasional atas tragedi tersebut tidak pernah sebesar sekarang, dan PBB mengatakan donasi mencapai dua milyar dolar.

Sementara itu, menurut laporan dari Birma, tsunami pekan lalu melanda habis sebuah desa nelayan musiman berpenduduk sekitar 600 orang, menewaskan 17 dan puluhan keluarga sengasara.

Kantor berita Prancis mengatakan kebanyakan korban jiwa anak-anak yang sedang bermain di pantai ketika tsunami setinggai 3 meter menghanyutkan mereka dan menghancurkan perumahan gubuk di desa itu.

Desa tadi, 352 Km sebelah baratdaya Rangoon, dibangun sebulan lalu untuk persiapan musim penangkapan ikan.

Kantor berita tadi menambahkan 14 anak-anak dan 3 perempuan tewas ketika tsunami melanda desa itu.

Suratkabar resmi Sinar baru Myanamar mengabarkan jumlah korban jiwa meningkat menjadi 59 jiwa setelah ditemukannya lagi 3 yang tewas.

Koran tadi mengatakan, 3 orang masih hilang.