Ratusan warga desa Burma mengabaikan perintah pemerintah untuk mengakhiri aksi protes dan menduduki tambang tembaga Tiongkok yang kontroversial yang telah berlangsung berhari-hari.
Sebuah pengumuman televisi pemerintah, Selasa (27/11), memerintahkan para demonstran untuk meninggalkan lokasi-lokasi kemah mereka di tambang yang terletak di kota Monywa, Burma Barat Laut. Namun, para aktivis mengatakan, puluhan demonstran menolak pergi sebelum tenggat waktu Selasa tengah malam. Belum ada tanggapan dari pihak berwenang.
Tambang tembaga itu merupakan proyek bersama antara sebuah perusahaan senjata Tiongkok dan sebuah perusahaan dukungan militer Burma. Penduduk desa mengatakan, tambang itu akan menimbulkan masalah lingkungan, sosial dan kesehatan. Mereka juga mengeluh, pihak berwenang secara ilegal menyita ribuan hektar lahan untuk proyek itu.
Para pejabat mengatakan, aksi pendudukan itu secara efektif menghentikan semua kegiatan di lokasi itu sejak 18 November. Para demonstran yang berkemah di luar tambang itu mengatakan, mereka menginginkan resolusi damai, dan tidak akan pergi sampai mendapat jaminan pemerintah bahwa proyek itu akan dihentikan sepenuhnya.
Pemimpin oposisi Burma Aung San Suu Kyi dijadwalkan akan mengunjungi lokasi hari Kamis untuk mendengar keberatan para demonstran. Partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi, menyerukan pembentukan komisi independen untuk menyelidiki situasi tersebut.
Tambang tembaga itu merupakan proyek bersama antara sebuah perusahaan senjata Tiongkok dan sebuah perusahaan dukungan militer Burma. Penduduk desa mengatakan, tambang itu akan menimbulkan masalah lingkungan, sosial dan kesehatan. Mereka juga mengeluh, pihak berwenang secara ilegal menyita ribuan hektar lahan untuk proyek itu.
Para pejabat mengatakan, aksi pendudukan itu secara efektif menghentikan semua kegiatan di lokasi itu sejak 18 November. Para demonstran yang berkemah di luar tambang itu mengatakan, mereka menginginkan resolusi damai, dan tidak akan pergi sampai mendapat jaminan pemerintah bahwa proyek itu akan dihentikan sepenuhnya.
Pemimpin oposisi Burma Aung San Suu Kyi dijadwalkan akan mengunjungi lokasi hari Kamis untuk mendengar keberatan para demonstran. Partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi, menyerukan pembentukan komisi independen untuk menyelidiki situasi tersebut.