Pengunjuk rasa di Phoenix, ibu kota Arizona, Minggu lalu memrotes keputusan Mahkamah Agung negara bagian itu yang mengizinkan diberlakukannya lagi undang-undang tahun 1800-an. Undang-Undang itu melarang hampir semua aborsi di sana.
Ketika berkampanye di Arizona, Wakil Presiden Kamala Harris mengatakan bahwa hak aborsi adalah perjuangan akan kebebasan.
“Di Amerika, kebebasan tidak diberikan. Tidak dianugerahkan. Itu adalah hak kita. Dan itu termasuk kebebasan untuk membuat keputusan mengenai tubuh seseorang. Bukan pemerintah yang menyuruh masyarakat, apa yang harus dilakukan.”
Negara bagian-negara bagian berhak membuat sendiri undang-undang aborsi sejak keputusan Mahkamah Agung pada 2022 mengakhiri hak konstitusional atas aborsi yang disahkan sejak keputusan Roe vs. Wade pada 1973.
Donald Trump menunjuk tiga dari enam hakim yang membuat keputusan pada 2022. Ia mengatakan bahwa ia membantu negara bagian memperoleh hak tersebut. Jadi, kata Trump, tidak perlu ada larangan aborsi secara nasional.
“Karena kita tidak membutuhkannya lagi, kita bubarkan Roe v Wade. Kita melakukan sesuatu yang tidak seorang pun menduga bisa dilakukan. Kita mengembalikannya ke negara bagian. Dan negara bagian-negara bagian bekerja dengan sangat cemerlang. Sebagian bersifat konservatif, sebagian lain tidak konservatif. Namun mereka melakukannya dan berjalan sebagaimana mestinya,” kata Trump.
BACA JUGA: Trump: Isu Hak Aborsi Biar Negara Bagian yang PutuskanTim kampanye Biden berpendapat, karena Trump membatalkan undang-undang federal yang melindungi aborsi, dia “bertanggung jawab atas penderitaan dan kekacauan yang terjadi sekarang ini, termasuk di Arizona.” Setidaknya, itu yang disampaikan Wakil Presiden Kamala Harris.
“Dan sekarang, karena Donald Trump, lebih dari 20 negara bagian di negara kita melarang aborsi. Sekarang, karena Donald Trump, satu dari tiga perempuan dalam usia produktif di negara kita, tinggal di negara bagian yang melarang aborsi,” ujar Harris.
Meskipun mengatakan bahwa negara bagian-negara bagian yang lebih konservatif seharusnya memiliki kebebasan untuk membuat undang-undang yang lebih konservatif, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa keputusan di Arizona terlalu berlebihan. Pasalnya, negara bagian itu tetap melarang aborsi sekalipun akibat perkosaan atau inses. Ia menambahkan:
“Sejujurnya, ada harmoni yang sangat, sangat indah. Ada kasus seperti Arizona yang menghidupkan lagi undang-undang tahun 1864 atau sekitar itu, dan seorang hakim yang membuat satu keputusan. Tetapi itu akan diubah oleh pemerintah. Mereka akan mengubahnya. Saya tidak setuju itu,” tandas Trump.
Wapres Kamala Harris menilai apa yang terjadi di Arizona adalah bagian dari apa yang disebutnya sebagai “serangan penuh” Trump terhadap kebebasan reproduksi.
“Jadi, seperti inilah masa jabatan kedua Trump. Lebih banyak larangan, lebih banyak penderitaan, dan lebih sedikit kebebasan. Seperti yang ia lakukan di Arizona, pada dasarnya ia ingin membawa Amerika kembali ke tahun 1800an. Tetapi kita tidak akan membiarkan itu terjadi.”
Your browser doesn’t support HTML5
Tim kampanye Biden berharap, isu hak aborsi akan menjadi pertimbangan dalam pemberian suara pada November nanti dan akan membantu mereka memenangkan Arizona, negara bagian yang penting. Suara untuk Partai Demokrat di Kansas dan Ohio dalam dua tahun ini semakin berkurang, direbut Partai Republik.
Trump tampaknya mengakui hak aborsi menjadi isu yang penting dalam pemilihan presiden. Kepada pendukungnya, ia mengatakan “Kalian harus mengikuti kata hati dalam isu ini. Tetapi ingat, kalian juga harus memenangkan pemilu.” [ka/lt]