Abramovich Hadiri Perundingan Rusia-Ukraina di Turki

  • Associated Press

Miliarder Rusia Roman Abramovich mendengarkan saat Presiden Turki Tayyip Erdogan (tidak terlihat) berbicara kepada negosiator Rusia dan Ukraina sebelum pembicaraan tatap muka mereka di Istanbul, Turki 29 Maret 2022 (Kepresidenan Turki melalui Reuters TV/Handout melalui REUTERS)

Roman Abramovich menghadiri perundingan damai antara Rusia dan Ukraina, Selasa (29/3), di Istanbul, Turki, meskipun muncul pemberitaan bahwa ia dan dua orang lainnya diracun dengan senjata kimia selama pembicaraan sebelumnya di Kyiv, Ukraina.

Miliarder pemilik Chelsea FC ini terlihat dalam foto-foto yang diambil di Istanbul, Selasa (29/3), saat kedua belah pihak melanjutkan pembicaraan untuk menyelesaikan konflik yang telah berlangsung selama sebulan.

Abramovich dan dua anggota tim perunding Ukraina sebelumnya diberitakan mengalami kehilangan penglihatan sementara, dan kulit mengelupas setelah pertemuan pada 3 Maret, menurut sebuah penyelidikan yang diterbitkan Senin (28/3).

Serangan racun itu diduga dilakukan oleh kelompok garis keras Rusia yang menentang kesepakatan damai dengan Ukraina.

Dalam pidato yang disampaikan pada awal pertemuan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan terciptanya gencatan senjata, dan mengatakan bahwa kemajuan dalam pembicaraan itu dapat membuka jalan bagi pertemuan antara para pemimpin kedua negara yang bertikai.

Oligarki Rusia Roman Abramovich (kanan) mendengarkan Presiden Turki saat ia berbicara kepada delegasi Rusia dan Ukraina pada pembukaan pembicaraan mereka di Istanbul, 29 Maret 2022. (Murat CETIN MUHURDAR / LAYANAN PERS PRESIDEN TURKI / AFP)

Pembicaraan itu akan berlangsung dua hari di gedung pemerintah yang berdekatan dengan istana Ottoman abad ke-19, Dolmabahce, di tepi Bosporus.

Pembicaraan-pembicaraan sebelumnya antara kedua pihak -- baik yang diadakan secara langsung di Belarus maupun melalui video -- gagal membuat kemajuan dalam mengakhiri perang yang telah menewaskan ribuan orang dan memaksa lebih dari 10 juta warga Ukraina mengungsi.

Menjelang pembicaraan itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan negaranya siap untuk menyatakan netralitasnya, seperti yang diminta Moskow, dan terbuka untuk berkompromi tentang nasib Donbas, wilayah yang diperebutkan di timur negara itu. [ab/uh]