Abyei Adakan Referendum untuk Pilih Bergabung ke Sudan atau Sudan Selatan

Seorang perempuan di kota Abyei mengikuti referendum di sebuah TPS (27/10). (Reuters/Goran Tomasevic)

Kesukuan Abyei melangsungkan referendum unilateral untuk memutuskan akan bergabung ke negara mana.
Kesukuan Abyei yang tinggal di daerah perbatasan yang disengketakan dan diklaim oleh Sudan dan Sudan Selatan pada Minggu (27/10) melangsungkan referendum unilateral untuk memutuskan akan bergabung ke negara mana.

Referendum tiga hari, yang dimulai hari Minggu, tidak diakui Sudan maupun Sudan Selatan. Hanya warga kelompok etnis Ngok Dinka, yang memihak Sudan Selatan, yang ikut dalam referendum. Para pengembara dari kelompok etnis Misseriya, yang pro-Sudan, mengatakan tidak akan mengakui hasil referendum yang diduga akan diumumkan tanggal 31 Oktober.

Referendum mengenai Abyei sedianya dijadwalkan bulan Januari 2011, tetapi Sudan dan Sudan Selatan tidak dapat mencapai kata sepakat mengenai siapa yang berhak memberikan suara. Pada tahun 2011 hampir pecah perang antara kedua negara karena pertikaian mengenai Abyei, minyak, dan perbatasan.

Pemerintah Khartoum menuntut warga minoritas Misseriya yang bersekutu dengan Sudan untuk memilih bersama warga mayoritas Ngok Dinka. Namun pemerintah Juba ingin referendum ini dibatasi untuk sekutu-sekutu Ngok Dinka saja.