Deteksi dini kanker payudara menyelamatkan nyawa. Kanker payudara adalah kanker paling umum yang menyerang perempuan di berbagai penjuru dunia. Reporter VOA Carol Pearson melaporkan, para ilmuwan kini mencari cara-cara baru untuk mendeteksi kanker payudara sementara mereka mempelajari metoda-metoda pemindaian yang ada untuk menemukan yang terbaik.
Pada saat melakukan mammogram, teknisi menggunakan sinar X untuk mengambil gambar payudara perempuan yang dijepit di antara dua lempeng kaca. Radiolog kemudian mengevaluasi gambar itu untuk melihat kemungkinan adanya tumor. Mamogram tidak diragukan telah menyelamatkan banyak nyawa. Jumlah kematian akibat kanker payudara menurun sekitar 30 persen sejak mammogram diperkenalkan pada tahun 1970-an. Ini karena bila kanker ditemukan saat dini, peluang untuk mengalahkannya lebih besar
Mammogram adalah alat pemindaian terbaik yang tersedia saat ini, namun tingkat akurasinya tidak mencapai 100 persen. Mammogram bisa menghasilkan gambar yang terlihat normal meski ada kanker, dan dapat menunjukkan gambar yang tidak normal padahal tidak ada kanker sama sekali.
Mammogram standar menghasilkan gambar dua dimensi. Bagi 40 hingga 50 persen perempuan dengan payudara yang padat, gambar dua dimensi ini sering membuat tumor dan jaringan payudara terlihat serupa, yakni seperti massa putih. Pakar kanker payudara dari American Cancer Society, Dr. Otis Brawly, mengatakan mammogram tiga dimensi memberikan gambaran yang lebih rinci, dan oleh karena itu dianjurkan untuk perempuan yang memiliki payudara yang berserat atau padat.
“Mammogram tiga dimensi menemukan kanker yang tidak bisa dideteksi mammogram dua dimensi. Namun yang jadi persoalan adalah biayanya lebih mahal dan menggunakan lebih banyak radiasi. Yang juga jadi persoalan, mammogram tiga dimensi sering menunjukkan hasil positif yang sebetulnya keliru," kata Dr.Otis Brawly.
Saat ini sebetulya ada metoda pemindaian baru yang memanfaatkan teknologi ultra suara (USG). Pada metoda ini, perempuan akan diminta berbaring di atas meja evaluasi dan kemudian perangkat USG digerakkan sejajar tubuh untuk mengambil ribuan gambar jaringan payudara. Hasil evaluasi in biasanya menghasilkan antara 3.000 hingga 5.000 gambar yang kemudian dapat dibaca oleh radiolog.
“Ini adalah teknik pemindaian baru.Alat ini membantu mendeteksi kanker payudara di kalangan perempuan yang memiliki payudara padat,” kata Dr. Megha Garg, direktur program pemindaian payudara di pusat penelitian kanker Universitas Missouri.
Teknologi dengan USG ini tidak menggunakan radiasi sehingga berisiko lebih rendah dibandingkan dengan mammogram. Meski demikian, Garg mengatakan, belum saatnya untuk melupakan mammogram standar.
"Alat ini tidak menggantikan mammogram tradisional. Mammogram adalah standar terbaik untuk mendeteksi kanker payudara. Alat ini membantu mammogram di kalangan perempuan yang memiliki payudara padat,”
Studi-studi kini sedang berlangsung untuk menemukan teknik paling efekif. Sementara Amerika Utara, Eropa Barat dan Australia memiliki tingkat kasus kanker payudara tertinggi di dunia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa hampir 50 persen kasus kanker payudara dan sekitar 60 persen kematian terkait kanker payudara terjadi di negara-negara yang belum maju. Jika kita dapat memperbaiki teknik deteksi dan pengobatan, sedikitnya 400.000 nyawa perempuan dapat diselamatkan setiap tahunnya. [ab/lt]