Adik Pemimpin Korea Utara: Akan Ada Upaya Kedua Peluncuran Satelit Mata-mata

  • Associated Press

Kim Yo Jong, adik dari pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, saat berada di Hanoi, Vietnam, pada 2 Maret 2019. (Foto: Jorge Silva/Pool Photo via AP, File)

Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, pada Minggu (4/6), kembali bertekad akan mendorong upaya kedua peluncuran satelit mata-mata. Pada saat yang sama, ia mengecam pertemuan Dewan Keamanan PBB terkait peluncuran satelit mata-mata Korea Utara pertama yang berujung pada kegagalan.

Upaya Korea Utara untuk menempatkan satelit mata-mata militer pertamanya ke orbit pada Rabu (31/5) lalu gagal. Roketnya jatuh di lepas pantai barat Semenanjung Korea. Pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB diadakan atas permintaan Amerika Seirkat, Jepang, dan negara-negara lain untuk membahas peluncuran tersebut karena peluncuran itu melanggar resolusi dewan yang melarang Korea Utara melakukan peluncuran apa pun menggunakan teknologi balistik.

Pada Minggu, adik Kim dan pejabat senior partai yang berkuasa, Kim Yo Jong, menyebut dewan PBB sebagai "pelengkap politik" Amerika Serikat. Ia mengatakan, pertemuan baru-baru ini diadakan untuk mengikuti "permintaan layaknya gangster" Amerika.

BACA JUGA: Korea Utara Kecam Pertemuan PBB tentang Peluncuran Satelit

Kim menuduh dewan PBB bersikap "diskriminatif dan kasar" karena hanya mempermasalahkan peluncuran satelit Korea Utara. Padahal ribuan satelit yang diluncurkan negara lain sudah beroperasi di antariksa. Upaya negaranya untuk memperoleh satelit mata-mata, menurut Kim, adalah langkah yang sah untuk menanggapi ancaman militer yang ditimbulkan Amerika Serikat dan sekutunya.

"(Korea Utara) akan terus mengambil tindakan proaktif untuk menggunakan semua hak sah negara berdaulat, termasuk hak meluncurkan satelit mata-mata militer," kata Kim Yo Jong dalam pernyataan yang disiarkan media pemerintah.

Lembaga mata-mata Korea Selatan mengatakan kepada anggota parlemen Korsel, pada Rabu, bahwa Korea Uta tampaknya memerlukan "lebih dari beberapa minggu" untuk mempelajari kesalahan pada peluncuran yang pertama namun negara itu juga dapat memulai proses peluncuran yang kedua sesegera mungkin jika kesalahannya tidak serius. [ka/lt]