Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo diperkirakan tidak akan berkunjung ke Afghanistan dalam lawatan luar negerinya yang terkini, namun usaha untuk menstabilkan negara yang dikoyak perang ini adalah agenda utama dalam lawatannya ke Pakistan dan India.
Menteri Pertahanan AS Jim Mattis bergabung dengan Pompeo di India, dan ia mengatakan kepada wartawan, menjelang keberangkatannya ke New Delhi, bahwa usaha untuk mengakhiri perang pimpinan AS selama 17 tahun di Afghanistan memperoleh dukungan.
Menlu AS Mike Pompeo mendapat sambutan hangat di India, menyusul lawatan singkatnya ke Pakistan, yang berlangsung pada saat hubungan bilateral dengan Islamabad menegang. Ketegangan itu muncul di tengah-tengah munculnya tuduhan bahwa Pakistan diam-diam mendukung pemberontakan Taliban di Afghanistan.
Menghidupkan kembali proses perdamaian di Afghanistan merupakan fokus utama lawatan Pompeo dan Menteri Pertahanan Jim Mattis.
Pompeo mengatakan, "Pekerjaan yang kita tahu perlu kita lakukan adalah berusaha menciptakan resolusi perdamaian di Afghanistan, yang tentunya tidak hanya akan menguntungkan Afghanistan tapi juga Amerika Serikat dan Pakistan. Saya berharap fondasi yang kita bangun saat ini akan membuahkan situasi yang mendukung bagi sukses berkelanjutan sewaktu kita mulai melangkah maju.”
Meskipun beberapa usaha untuk mengakhiri perang di Afghanistan mengalami kegagalan, sejumlah pakar yakin ada peluang nyata untuk memulai proses perdamaian itu. Robin Raphel dari Pusat Kajian Strategis dan Internasional (CSIS) mengatakan, rakyat Afghanistan sudah merasa jenuh dengan perang dan Taliban.
"Ada kekhawatiran bahwa Afghanistan bisa mengalami perpecahan, bisa menjadi Suriah berikutnya. Itu merupakan fokus perhatian semua pihak yang terlibat. Jadi, saya kira, dengan adanya pemerintah baru di Pakistan, ada peluang bagi mereka untuk mengevaluasi strategi mereka,” jelas Robin Raphel.
Pompeo mengatakan kepada wartawan, ia telah merekrut mantan duta besar AS untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad, untuk meningkatkan usaha-usaha rekonsiliasi. Raphel menyambut langkah itu.
"Penunjukan ini mencerminkan bahwa AS menyadari perlunya jalur politik serius dengan seorang diplomat berpengalaman yang mewakili kepentingan AS. Saya berasumsi dubes Khalilzad akan memiliki mandat untuk berbicara dengan semua pihak yang terlibat, tidak hanya Afghanistan melainkan juga negara-negara regional, untuk mencari kesamaan pandangan dan sebuah cara untuk melangkah maju,” jelasnya.
Baik Pompeo maupun Mattis diperkirakan akan mendesak India untuk menyediakan bantuan ekonomi dan pembangunan yang lebih besar bagi Afghanistan untuk mendukung perdamaian di kawasan itu. [ab/uh]