Afghanistan Persiapkan Transisi Politik Bersejarah Lewat Pemilu

Ashraf Ghani, mantan menteri keuangan Afghanistan (tengah), berjabatan tangan dengan para pendukungnya. setelah mendaftarkan kepesertaannya dalam pemilihan presiden 2014 di Kabul (6/10).

Meskipun daftar nama mereka yang akan mengikuti pemilihan presiden sudah diumumkan, pertarungan itu masih terbuka lebar karena tidak ada tokoh utama yang muncul.
Komisi Pemilihan Umum di Afghanistan telah menyelesaikan proses pendaftaran kandidat yang berlangsung selama tiga minggu, menjelang pemilihan presiden pada 5 April 2014 mendatang.

Meskipun daftar nama mereka yang akan mengikuti pemilihan presiden itu mengakhiri spekulasi selama beberapa minggu tentang siapa yang akan menggantikan Presiden Hamid Karzai, pertarungan itu masih terbuka lebar karena tidak ada tokoh utama yang muncul.

Beberapa tokoh berpengaruh di Afghanistan ikut mendaftar di Komisi Pemilu Independen di Kabul, Minggu (6/10), hanya beberapa jam sebelum pendaftaran kampanye ditutup. Di antara mereka terdapat mantan menteri luar negeri Zalmay Rassoul, mantan menteri keuangan Ashraf Ghani Ahmadzai – yang mengawasi serah terima tanggung jawab keamanan dari NATO ke pasukan keamanan Afghanistan, dan Qayum Karzai – abang Hamid Karzai.

Zalmay Rassoul, yang berbicara pada para wartawan setelah menyampaikan dokumen-dokumen pendaftarannya mengatakan, jika terpilih maka ia dan timnya akan bekerja mendorong lebih banyak kemajuan di Afghanistan, melindungi pencapaian-pencapaian bersejarah yang telah dibuat negara itu sebelumnya, melanjutkan sistem pemerintahan yang baik dan menstabilkan ekonomi nasional.

Sementara Ashraf Ghani Ahmadzai yang berasal dari etnis Pashtun dan berada pada urutan ketiga pemilihan presiden pada 2009 lalu berjanji untuk mengikutsertakan calon-calon yang kalah jika kelak ia terpilih memimpin Afghanistan.

Mantan menteri keuangan itu mengatakan untuk pertama kalinya dalam sejarah, serah terima kekuasaan politik akan dilakukan kepada tim yang terpilih lainnya, dan ia memperkirakan timnya akan menjadi pemenang karena Afghanistan membutuhkan perubahan.

Konstitusi Afghanistan tidak mengizinkan Presiden Hamid Karzai mengikuti pemilihan untuk ketiga kalinya, dan ia telah berjanji akan bersikap netral dalam pemilihan umum mendatang. Namun ada spekulasi di media-media lokal bahwa Hamid Karzai diperkirakan akan mendukung mantan menteri luar negeri Zalmay Rassoul.

Beberapa pesaing berpengaruh lainnya adalah mantan menteri luar negeri Abdullah Abdullah yang kalah dari Presiden Karzai dalam pemilihan umum 2009, dan anggota parlemen Abdul Rab Rasoul Sayyaf – seorang ilmuwan agama berpengaruh dari etnis Pashtun.

Pemilihan umum pada April mendatang merupakan pemilu independen pertama di Afghanistan yang diselenggarakan tanpa bantuan asing langsung, dan berlangsung pada tahun yang sama saat koalisi militer yang dipimpin Amerika menarik mundur misi tempurnya dari negara itu.

Melihat peningkatan pemberontakan yang dilakukan Taliban, banyak pihak menggambarkan sektor keamanan sebagai tantangan terbesar bagi pasukan nasional Afghanistan menjelang pemilihan umum nanti. Beberapa pihak lainnya memperingatkan terulangnya tindak kecurangan dan penipuan sebagaimana yang terjadi dalam pemilihan presiden 2009.