Pemerintah Afghanistan mengaku khawatir akan meningkatnya kekerasan di wilayah itu pasca serangan udara Amerika di Irak Jumat (3/1) pagi yang menewaskan komandan Pasukan Quds Iran, Jenderal Qassem Soleimani.
Pernyataan itu menyebutkan, dalam percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mencatat bahwa perjanjian keamanan negaranya dengan Amerika mengamanatkan, tanah Afghanistan tidak akan digunakan oleh negara asing mana pun.
BACA JUGA: Trump Bela Serangan Udara AS, Abaikan Ancaman Pembalasan IranSementara itu, dalam pernyataan di Facebook, Kepala Eksekutif Afghanistan untuk Pemerintah Persatuan Nasional Abdullah Abdullah, menyesalkan kematian Qassem Soleimani.
Ia mengatakan, Iran telah bersama rakyat Afghanistan semasa perang dan perselisihan, dan telah menampung jutaan imigran Afghanistan selama bertahun-tahun.
Pada saat sama, Abdullah menyebut Amerika sebagai "mitra strategis" yang membantu Afghanistan memerangi teroris selama hampir 20 tahun dan telah membantu stabilitas, rekonstruksi, dan pemerintahan.
Kandidat presiden Afghanistan dan mantan direktur intelijen Rahmatullah Nabil menulis di Twitter, Soleimani adalah "dalang perang proksi di wilayah tersebut." Ia menambahkan, Soleimani adalah aset kepentingan nasional Iran dan ancaman, dan bahwa kematiannya akan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.(ka/pp)