Para pemimpin Afrika sedang mengadakan pertemuan di ibukota Botswana untuk menghasilkan deklarasi tentang pembangunan berkelanjutan di Afrika.
Presiden Botswana Seretse Khama Ian Khama mengatakan sumber daya alam Afrika terus menerus menyusut. Presiden Khama berbicara dalam KTT Afrika pertama tentang pembangunan berkelanjutan di Gaborone.
“Meningkatnya kerugian dalam hal keragaman biologis, penyusutan lahan, kehancuran daerah pesisir, penggurunan, kekurangan air bersih, kelangkaan pangan, wabah penyakit, dan bencana alam telah menjadi hal biasa. Perubahan iklim mengancam keberlangsungan kehidupan kita dan kemiskinan menyurutkan upaya-upaya pembangunan kita,” ujar Presiden Khama.
KTT tersebut diselenggarakan bersama Konservasi Internasional, sebuah LSM yang berkantor di Amerika yang bekerjasama dengan masyarakat untuk melindungi sumber daya alam mereka.
Beberapa presiden, menteri, dan pejabat senior Afrika membahas peta pembangunan berkelanjutan di Afrika dan penggunaan sumber-sumber daya benua itu.
Dalam pertemuan itu Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf berbicara tentang sumber-sumber daya Afrika yang dieksploitasi secara besar-besaran untuk ekspor, dan hanya memberi sedikit manfaat bagi masyarakat di mana sumber-sumber daya itu berasal yang seringkali memerlukan biaya lingkungan luar biasa. Presiden Ellen Johnson Sirleaf mengatakan tergantung pada warga Afrika untuk mengubah cara bisnis di benua itu.
“Saya yakin tugas-tugas kita dalam konferensi ini adalah untuk membuat konsep pendekatan baru tentang bagaimana melakukan perkiraan, bagaimana menyatukan setiap aspek kebijakan pembangunan nasional kita. Lambat laun satu hal paling mendesak yang dilakukan pembangunan berkelanjutan mana pun juga adalah menyerang (mempersiapkan) keseimbangan yang tepat antara kebutuhan kita saat ini dan kebutuhan pada masa depan,” kata Presiden Sirleaf.
Konferensi ini akan berlangsung hingga hari Jum’at dan akan menghasilkan deklarasi tentang pembangunan berkelanjutan di Afrika menjelang KTT Rio + 20 atau Konferensi PBB tentang Pembangunan Berkelanjutan yang akan diselenggarakan di Rio de Janeiro akhir Juni nanti.
“Meningkatnya kerugian dalam hal keragaman biologis, penyusutan lahan, kehancuran daerah pesisir, penggurunan, kekurangan air bersih, kelangkaan pangan, wabah penyakit, dan bencana alam telah menjadi hal biasa. Perubahan iklim mengancam keberlangsungan kehidupan kita dan kemiskinan menyurutkan upaya-upaya pembangunan kita,” ujar Presiden Khama.
KTT tersebut diselenggarakan bersama Konservasi Internasional, sebuah LSM yang berkantor di Amerika yang bekerjasama dengan masyarakat untuk melindungi sumber daya alam mereka.
Beberapa presiden, menteri, dan pejabat senior Afrika membahas peta pembangunan berkelanjutan di Afrika dan penggunaan sumber-sumber daya benua itu.
Dalam pertemuan itu Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf berbicara tentang sumber-sumber daya Afrika yang dieksploitasi secara besar-besaran untuk ekspor, dan hanya memberi sedikit manfaat bagi masyarakat di mana sumber-sumber daya itu berasal yang seringkali memerlukan biaya lingkungan luar biasa. Presiden Ellen Johnson Sirleaf mengatakan tergantung pada warga Afrika untuk mengubah cara bisnis di benua itu.
“Saya yakin tugas-tugas kita dalam konferensi ini adalah untuk membuat konsep pendekatan baru tentang bagaimana melakukan perkiraan, bagaimana menyatukan setiap aspek kebijakan pembangunan nasional kita. Lambat laun satu hal paling mendesak yang dilakukan pembangunan berkelanjutan mana pun juga adalah menyerang (mempersiapkan) keseimbangan yang tepat antara kebutuhan kita saat ini dan kebutuhan pada masa depan,” kata Presiden Sirleaf.
Konferensi ini akan berlangsung hingga hari Jum’at dan akan menghasilkan deklarasi tentang pembangunan berkelanjutan di Afrika menjelang KTT Rio + 20 atau Konferensi PBB tentang Pembangunan Berkelanjutan yang akan diselenggarakan di Rio de Janeiro akhir Juni nanti.