Afrika Selatan mengatakan akan menarik pasukannya dari Republik Afrika Tengah di mana 13 tentaranya tewas dalam pertempuran dengan pemberontak akhir bulan lalu.
Para pejabat pemerintah Afrika Selatan mengukuhkan keputusan itu Kamis, setelah Presiden Jacob Zuma mengumumkannya pada sebuah KTT para pemimpin Afrika di Chad.
Partai-partai oposisi Afsel mempertanyakan mengapa Zuma mengirim pasukan berkekuatan 200 tentara ke Republik Afrika Tengah.
Pemerintah mengatakan, mereka memiliki kesepakatan dengan pemerintah Republik Afrika Tengah yang kini terguling. Para pemimpin oposisi menduga, Kongres Nasional Afrika yang berkuasa ingin melindungi kepentingan bisnis di negara itu.
Tiga belas tentara tewas sewaktu memerangi para pemberontak Seleka yang menyerbu masuk ibukota Republik Afrika Tengah, Bangui, dan menggulingkan Presiden Francois Bozize.
KTT Chad, yang diselenggarakan untuk membahas situasi di Republik Afrika Tengah, berakhir dengan keputusan untuk tidak mengakui pemerintah Seleka yang baru, yang dipimpin Michel Djotodia.
Para pemimpin dunia menyerukan dibentuknya pemerintah transisi dan penyelenggaraan pemilu baru dalam waktu 18 bulan.
Partai-partai oposisi Afsel mempertanyakan mengapa Zuma mengirim pasukan berkekuatan 200 tentara ke Republik Afrika Tengah.
Pemerintah mengatakan, mereka memiliki kesepakatan dengan pemerintah Republik Afrika Tengah yang kini terguling. Para pemimpin oposisi menduga, Kongres Nasional Afrika yang berkuasa ingin melindungi kepentingan bisnis di negara itu.
Tiga belas tentara tewas sewaktu memerangi para pemberontak Seleka yang menyerbu masuk ibukota Republik Afrika Tengah, Bangui, dan menggulingkan Presiden Francois Bozize.
KTT Chad, yang diselenggarakan untuk membahas situasi di Republik Afrika Tengah, berakhir dengan keputusan untuk tidak mengakui pemerintah Seleka yang baru, yang dipimpin Michel Djotodia.
Para pemimpin dunia menyerukan dibentuknya pemerintah transisi dan penyelenggaraan pemilu baru dalam waktu 18 bulan.