PBB: Republik Afrika Tengah di Ambang Malapetaka

Kira-kira separuh warga kota Bangui atau sekitar 513 ribu orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka (foto: dok).

PBB melaporkan Republik Afrika Tengah berada di ambang malapetaka di mana separuh penduduknya kini tanpa tempat tinggal sejak pecahnya konflik etnis.
Para pejabat PBB memperingatkan Dewan Keamanan PBB bahwa Republik Afrika Tengah berada di ambang malapetaka di mana separuh penduduknya kini tanpa tempat tinggal sejak pecahnya konflik etnis.

Kepala PBB urusan politik Jeffrey Feltman hari Senin (6/1) mengatakan kepada DK PBB bahwa sekitar 2,2 juta orang – sekitar separuh populasi penduduk – di seluruh Republik Afrika Tengah memerlukan bantuan.

Kira-kira separuh warga kota Bangui atau sekitar 513 ribu orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka, menurut Feltman. Sekitar 100.000 orang memadati kamp-kamp darurat di bandara dekat ibukota.

Republik Afrika Tengah dilanda kerusuhan di mana orang Kristen yang mayoritas ingin membalas dendam terhadap pemberontak Muslim, yang merebut kekuasaan lewat kudeta bulan Maret. Pertempuran antara milisi Kristen dan Islam meningkat bulan Desember.

Serangan di Bangui tanggal 5 Desember oleh milisi Kristen memicu kerusuhan parah di ibukota itu, kata Feltman. Laporan akhir Desember oleh Sekretaris-Jendral PBB Ban Ki-moon menyebutkan 600 korban tewas akibat serangan itu di Bangui.

Bulan Desember, Dewan Keamanan PBB mengesahkan pasukan penjaga perdamaian multi-nasional dari Afrika, yang diperkirakan akan menambah jumlah tentara dari 2.500 menjadi 3.500 guna mengendalikan kekerasan. Perancis mengerahkan sekitar 1.600 tentara tanggal 9 Desember untuk membantu pasukan Afrika itu.