Sementara pemerintah Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, meremehkan potensi dampak dari pemotongan AS$1 miliar bantuan AS ke negaranya, rakyat Afghanistan dan para ahli memperingatkan kemungkinan negara itu menghadapi kesulitan finansial. Saat ini mereka juga tengah berjuang dalam ketidakstabilan politik yang mengancam proses perdamaian negara dan meningkatnya kekhawatiran akan semakin parahnya wabah COVID-19.
“Pemotongan AS$1 miliar bantuan AS akan menjadi pukulan signifikan bagi negara itu. PDB Afghanistan hanya sekitar AS$20 miliar per tahun dan sebagian besar berasal dari sumbangan internasional,” kata Johnathan Schroden kepada VOA. Schroden adalah seorang pakar mengenai Afghanistan dan Direktur Program Stabilitas dan Pengembangan di Lembaga Penelitian Center for Naval Analysis (CAN) yang berbasis di Washington.
BACA JUGA: Afghanistan Berjuang Selamatkan Perundingan Damai Sambil Tangani Pulangnya Pengungsi“Menteri Luar Negeri Mike Pompeo telah menjelaskan, Amerika akan memprioritaskan dukungan berkelanjutan kepada pasukan keamanan Afghanistan. Namun bantuan sektor sipil Amerika untuk Afghanistan mencapai sekitar AS$500 juta pada tahun ini. Jadi, bahkan jika mereka membuatnya menjadi AS$1 miliar, maka masih akan diperlukan pemangkasan AS$500 juta lagi dari bantuan militer,” kata Schroden.
Dia mengatakan jika Amerika memotong bantuan ke Afghanistan, sekutunya NATO, kemungkinan juga akan mengikuti jejak Amerika. Akibatnya akan menciptakan efek gabungan. [lt/ah]