Di tengah gencarnya upaya dalam mengembangkan destinasi super prioritas untuk menggaet para wisatawan dan meningkatkan perekonomian setempat, pemerintah masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah yang harus dikerjakan untuk mencapai targetnya dalam pengembangan wilayah “Bali Baru” ini.
Kapasitas sumber daya manusia (SDM) di masing-masing wilayah “Bali baru” tersebut dinilai masih perlu ditingkatkan untuk mengakomodasi tercapainya target pemerintah dalam mengembangkan destinasi super prioritas, kata para ahli.
Dosen di bidang Hospitality and Tourism Management dari Fakultas Bisnis dan Ekonomi Universitas Surabaya, Prita Ayu Kusumawardhany, mengatakan peningkatan kapasitas SDM lokal menjadi penting karena mereka akan bersentuhan langsung dengan para wisatawan, baik asing maupun dari dalam negeri. Para warga lokal setempat, tambahnya, dapat menentukan kesuksesan ekosistem pariwisata di wilayahnya sendiri.
Secara umum, Prita menyebutkan terdapat empat strategi yang harus dikembangkan untuk meningkatkan sektor pariwisata menjadi lebih baik. Strategi itu antara lain adalah atraksi atau pertunjukkan yang dapat menarik wisatawan, fasilitas penunjang di luar akomodasi, aksesibilitas atau kemudahan menjangkau lokasi, serta layanan tambahan.
“Dari visi empat tadi itu, kalau dari atraksi sudah siap, fasilitas sudah siap, aksesibilitas sudah siap, pelayanan tambahan sudah siap, pemerintah fokusnya ke empat itu, tapi yang saya rasa masih sangat kurang itu adalah peningkatan sumber daya manusia pengelola dari tempat wisata tersebut. Maksudnya kesiapan di sini adalah, bagaimana mereka ini dapat edukasi untuk memberikan pelayanan yang sangat prima,” ujar Prita kepada VOA pada Senin (31/7).
Your browser doesn’t support HTML5
Peningkatan kapasitas SDM, menurutnya, juga dapat menyasar masyarakat pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang harus dibekali dengan cukup agar dapat menghasilkan produk lokal dengan kualitas internasional.
“UMKM-UMKM di sana itu masih beberapa belum diedukasi juga untuk memberikan produk yang memang benar-benar layak untuk menjadi souvenir atau oleh-oleh yang bisa dibanggakan untuk merepresentasikan destinasi wisata tersebut ke turis-turis mancanegara.”
Pemerintah saat ini tengah menggenjot pembangunan sarana prasarana penunjang destinasi super prioritas di lima wilayah yaitu Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, Likupang di Sulawesi Utara, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Borobudur di Jawa Tengah, dan Danau Toba di Sumatra Utara. Pembangunan di wilayah tersebut diharapkan mampu menyedot investasi khususnya dari luar negeri.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan realisasi dari target investasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif masih jauh dari harapan. Pihak kementerian menyebut realisasi saat ini hanya berkisar Rp5,3 triliun, jauh dari target yang mencapai Rp100 triliun.
BACA JUGA: Pemerintah Dorong Penguatan Pelaku Ekonomi Kreatif Seni Kriya di TobaMenteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, telah meminta semua pihak termasuk pemerintah daerah membantu percepatan pencapaian target tersebut.
“Kami ingin membuat suatu program agar investasi ini merata, di lima destinasi super prioritas. Saya juga ingin menyampaikan bahwa di titik ini kita akan dorong komitmen dari pemerintah daerah khususnya mengenai perizinan, juga mengenai positioning dan tema unik, dan juga kesiapan-kesiapan proyek," kata Sandiaga pada Sabtu (29/7).