AirAsia membatalkan kesepakatan senilai US$80 juta untuk membeli Batavia Air karena langkah tersebut dianggap akan membawa terlalu banyak risiko
AirAsia, perusahaan penerbangan berbiaya rendah terbesar di Asia, telah membatalkan kesepakatan senilai US$80 juta untuk membeli Batavia Air dari Indonesia karena langkah tersebut dianggap akan membawa terlalu banyak risiko, ujar CEO AirAsia Group Tony Fernandes.
AirAsia, yang terdaftar di bursa efek Malaysia, mengumumkan pada Juli rencananya untuk mengakuisisi Batavia Air dalam rangka ekspansi di Indonesia. Hal tersebut akan menjadi akuisisi perusahaan penerbangan besar pertama bagi AirAsia, dan akan meningkatkan kompetisi di antara perusahaan serupa seperti Lion Air dan Citilink milik Garuda.
"Kami tetap mempertahankan fokus yang agresif di Indonesia dan akan mendorong rencana penawaran saham perdana (IPO) di Indonesia, sambil tetap bekerja sama dengan erat dengan Batavia Air,” ujar Fernandes dalam pernyataan tertulis pada Senin (15/10).
"Keputusan perusahaan ini didasarkan pada evaluasi yang menyeluruh oleh banyak pihak terhadap Batavia Air. Dalam pemikiran kami, waktunya barangkali tidak tepat karena hal ini akan mendatangkan terlalu banyak risiko dan akan mengurangi pendapatan para pemegang saham.”
Fernandes sebelumnya telah menyatakan kekhawatirannya terhadap akuisisi-akuisisi dengan menyebutknya “penghancuran nilai” dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Reuters tahun lalu.
AirAsia sekarang akan bekerja sama dengan Batavia Air pada aspek-aspek lain usaha aviasi, termasuk usaha gabungan pelatihan untuk mengatasi kurangnya jumlah pilot yang terampil di Indonesia, ujar pernyataan tersebut. (Reuters)
AirAsia, yang terdaftar di bursa efek Malaysia, mengumumkan pada Juli rencananya untuk mengakuisisi Batavia Air dalam rangka ekspansi di Indonesia. Hal tersebut akan menjadi akuisisi perusahaan penerbangan besar pertama bagi AirAsia, dan akan meningkatkan kompetisi di antara perusahaan serupa seperti Lion Air dan Citilink milik Garuda.
"Kami tetap mempertahankan fokus yang agresif di Indonesia dan akan mendorong rencana penawaran saham perdana (IPO) di Indonesia, sambil tetap bekerja sama dengan erat dengan Batavia Air,” ujar Fernandes dalam pernyataan tertulis pada Senin (15/10).
"Keputusan perusahaan ini didasarkan pada evaluasi yang menyeluruh oleh banyak pihak terhadap Batavia Air. Dalam pemikiran kami, waktunya barangkali tidak tepat karena hal ini akan mendatangkan terlalu banyak risiko dan akan mengurangi pendapatan para pemegang saham.”
Fernandes sebelumnya telah menyatakan kekhawatirannya terhadap akuisisi-akuisisi dengan menyebutknya “penghancuran nilai” dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Reuters tahun lalu.
AirAsia sekarang akan bekerja sama dengan Batavia Air pada aspek-aspek lain usaha aviasi, termasuk usaha gabungan pelatihan untuk mengatasi kurangnya jumlah pilot yang terampil di Indonesia, ujar pernyataan tersebut. (Reuters)