Perusahaan penerbangan berbiaya rendah AirAsia memesan 100 lagi jet dari Airbus, menjadikan total pemesanan tahun ini 475 pesawat.
BROUGHTON, INGGRIS —
AirAsia memastikan pada Kamis (13/12) bahwa mereka telah memesan 100 jet lagi dari Airbus dengan nilai mencapai US$9,4 miliar, yang merupakan pesanan terbanyak dari segi jumlah untuk produsen pesawat terbang dari Eropa tersebut.
Pesanan tersebut adalah untuk 64 jet A320neo yang irit bahan bakar dan 36 A320 generasi terbaru. Sebelumnya, perusahaan penerbangan biaya rendah terbesar di Asia tersebut telah memesan 375 pesawat serupa.
“Pesanan tersebut untuk memenuhi permintaan yang luar biasa di Asia,” tulis pemilik AirAsia Tony Fernandes pada akun Twitternya. Fernandes menyatakan membeli jet tersebut untuk menambah armada, bukan mengganti pesawat lama.
Pemerintah Inggris, yang mengoperasikan produksi Airbus bersama dengan Perancis, Jerman dan Spanyol, mengatakan bahwa kontrak tersebut akan menyelamatkan 9.000 posisi lapangan pekerjaan di Inggris, 1.500 diantaranya untuk Airbus.
“Ini kabar yang sangat baik dan akan mendongkrak angkatan kerja dan industri manufaktur Inggris,” ujar staff Perdana Menteri Inggris David Cameron dalam pernyataan tertulis.
Cameron, yang melihat sektor manufaktur sebagai penyeimbang ekonomi Inggris dari sektor seperti layanan finansial, ada di pabrik sayap Airbus di Wales ketika pengumuman tersebut dibuat.
Pabrik tersebut mempekerjakan 5.000 dari 60.000 pekerja yang dipekerjakan Airbus secara global.
Pengumuman tersebut datang sehari setelah data menunjukkan bahwa jumlah orang Inggris yang bekerja mencapai rekor tertinggi pada November, membuat lega pemerintah yang telah berkutat dengan langkah penghematan dan ekonomi yang melambat.
Pertumbuhan ekonomi, urbanisasi dan peningkatan pendapatan mendorong pertumbuhan penumpang yang pesat di antara perusahaan penerbangan berbiaya rendah, membantu Airbus dan pesaingnya Boeing dari efek krisis ekonomi di negara maju.
Meski ada pesanan baru, Airbus diperkirakan masih ada di belakang Boeing dalam kompetisi usaha baru tahun ini.
Sementara itu, Fernandes memiliki ambisi besar untuk AirAsia, yang terpuruk saat dibelinya lebih dari sepuluh tahun yang lalu.
“Suatu hari, AirAsia akan sama dikenalnya dengan Coca Cola. Itu keren sekali,” ujarnya. (Reuters/Isla Binnie)
Pesanan tersebut adalah untuk 64 jet A320neo yang irit bahan bakar dan 36 A320 generasi terbaru. Sebelumnya, perusahaan penerbangan biaya rendah terbesar di Asia tersebut telah memesan 375 pesawat serupa.
“Pesanan tersebut untuk memenuhi permintaan yang luar biasa di Asia,” tulis pemilik AirAsia Tony Fernandes pada akun Twitternya. Fernandes menyatakan membeli jet tersebut untuk menambah armada, bukan mengganti pesawat lama.
Pemerintah Inggris, yang mengoperasikan produksi Airbus bersama dengan Perancis, Jerman dan Spanyol, mengatakan bahwa kontrak tersebut akan menyelamatkan 9.000 posisi lapangan pekerjaan di Inggris, 1.500 diantaranya untuk Airbus.
“Ini kabar yang sangat baik dan akan mendongkrak angkatan kerja dan industri manufaktur Inggris,” ujar staff Perdana Menteri Inggris David Cameron dalam pernyataan tertulis.
Cameron, yang melihat sektor manufaktur sebagai penyeimbang ekonomi Inggris dari sektor seperti layanan finansial, ada di pabrik sayap Airbus di Wales ketika pengumuman tersebut dibuat.
Pabrik tersebut mempekerjakan 5.000 dari 60.000 pekerja yang dipekerjakan Airbus secara global.
Pengumuman tersebut datang sehari setelah data menunjukkan bahwa jumlah orang Inggris yang bekerja mencapai rekor tertinggi pada November, membuat lega pemerintah yang telah berkutat dengan langkah penghematan dan ekonomi yang melambat.
Pertumbuhan ekonomi, urbanisasi dan peningkatan pendapatan mendorong pertumbuhan penumpang yang pesat di antara perusahaan penerbangan berbiaya rendah, membantu Airbus dan pesaingnya Boeing dari efek krisis ekonomi di negara maju.
Meski ada pesanan baru, Airbus diperkirakan masih ada di belakang Boeing dalam kompetisi usaha baru tahun ini.
Sementara itu, Fernandes memiliki ambisi besar untuk AirAsia, yang terpuruk saat dibelinya lebih dari sepuluh tahun yang lalu.
“Suatu hari, AirAsia akan sama dikenalnya dengan Coca Cola. Itu keren sekali,” ujarnya. (Reuters/Isla Binnie)