Ajakan untuk menggunakan hak pilih pada Pemilu 2019 dapat diekspresikan dalam berbagai bentuk, termasuk karya seni. Paling tidak itulah yang dilakukan Valencia Elvira Sugihartono, alumni Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Surabaya. Ia menuangkan ide dan ajakan bagi kaum milenial melalui lukisan,yang disebut doodle art pada sebuah papan berukuran 4 x 3 meter, yang dipajang di kampus Universitas Surabaya.
“Ada doodle yang gambar bebas ini, itu menunjukkan tentang kebutuhan hidup kita, konsumsi milenial di sini, misalkan makanan, atau teknologi, TV, HP, game, atau juga ada transportasi. Kemudian di belakangnya ini kan ada yang ornamen seperti sisik ini, nah ornamen seperti sisik ini maksud saya itu adalah menunjukkan ribuan milenial ini merupakan fondasi dari yang terdaftar untuk memilih nanti. Dibandingkan dewasa, milenial ini paling mendominasi. Para milenial ini sangat diperhitungkan,” terang Valencia kepada VOA.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyebutkan bahwa pemilih pada Pemilu 2019 didominasi oleh kaum milenial dan usia produktif, yang itu artinya suara kaum milenial sangat berperan penting bagi perubahan bangsa Indonesia menjadi lebih baik ke depan. Valencia mengajak generasi muda atau milenial untuk memilih sebagai bentuk kepedulian terhadap bangsa, meski beberapa mahasiswa perantau sempat mengalami kesulitan mengurus surat pindah memilih di lokasi tempat tinggalnya sekarang.
“Himbauan dan juga dukungan saya bagi terlebih kaum milenial di sini supaya dia itu lebih memilih, supaya tergerak hatinya untuk tidak golput. Terlebih apalagi kan sulit toh untuk mengurus, apalagi yang di luar kota, di luar pulau, biasanya mereka ini sudah malas untuk datang ke KPU Kota Surabaya untuk mengurus (syarat) pemilihan ini,” ujar Valencia.
Mahasiswi Universitas Surabaya, Kalea, setuju bila memilih pada pemilu adalah sikap terpuji. Ia mengatakan hak suara seharusnya digunakan dengan baik untuk ikut menentukan masa depan bangsa.
“Golput itu kayak cuek, cuek dalam arti itu tidak mau mengurusi negara, seperti kayak ya nanti kan mau pilpres. Kita kan nanti pilpres ini kan harus menyuarakan hak kita, karena kita sebagai warga Indonesia itu mempunyai hak untuk memilih dan memajukan bangsa Indonesia,” tutur Kalea.
Your browser doesn’t support HTML5
Hal senada juga disuarakan Nixen, yang menganggap golput mengabaikan peran menentukan masa depan bangsa. Nixen memperkirakan pemilu kali ini akan banyak milenial yang akan memilih dibanding golput.
“Enggak bagus golput, karena pilihan kita menentukan masa depan negara. Kalau sekarang sih lebih banyak yang milih sih, dari pada yang dulu itu (2014),” kata Nixen.
Aprilia Hardiyanti, menegaskan akan menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 17 April 2019, meski masih sulit menentukan calon-calon yang akan dipilih.
“Masih bingung saja sih, kayak banyak isu saja. Tapi kayaknya sudah pasti milih sih, sudah menemukan pilihan. Buat teman-teman tentunya harus milih juga ya, karena kita ini juga sebagai penjunjung masa depan juga kan. Jadi buat teman-teman jangan lupa buat mencoblos ya,” ujar Aprilia Hardiyanti. [pr/ab]