Pihak berwenang di Iran telah menangkap seorang profesor universitas atas tuduhan mengancam keamanan dan dugaan memliki “keterkaitan dengan pihak asing yang mencurigakan,” lapor media Iran pada Senin (16/5).
Kantor berita Mehr mengidentifikasi profesor itu sebagai Saeed Madani tetapi tidak memberikan rincian atau menyebut kapan dan di mana ia ditahan. Laporan tersebut mengatakan bahwa akademisi tersebut telah bertemu dengan warga asing yang diduga mencurigakan dan membawa pesan dari mereka kepada para aktivis lokal di Iran.
Madani, seorang profesor sosiologi di Universitas Allameh yang dikelola pemerintah Iran, juga merupakan seorang aktivis, kata Mehr. Ia dipanggil oleh pengadilan beberapa kali pada masa lalu dan pada 2019 dilarang bepergian ke luar negeri.
BACA JUGA: Iran Serbu Rumah dan Tangkap Para Pekerja FilmDalam beberapa pekan terakhir, Iran mengintensifkan tindakan kerasnya terhadap perbedaan pendapat, termasuk dengan melakukan penggerebekan terhadap sejumlah aktivis.
Pada akhir pekan lalu, sebuah pernyataan dari Mohammad Rasoulof, seorang pembuat film yang telah memenangkan beberapa penghargaan, dan beberapa pihak lainnya mengatakan pihak berwenang baru-baru ini menggerebek kantor dan rumah beberapa pembuat film dan pekerja profesional di industri tersebut. Beberapa di antara mereka ditangkap.
Otoritas konservatif Iran mengendalikan semua segi kekuasaan di negara itu. Mereka telah lama memandang banyak kegiatan sebagai bagian dari “perang lunak” oleh Barat melawan Republik Islam itu. Mereka mengatakan westernisasi atau pemujaan pada Barat sedang berusaha menodai keyakinan Islam di negara itu.
BACA JUGA: Iran Tunggu Tanggapan AS Atas Solusi Pembicaraan NuklirMedia pemerintah melaporkan Jumat lalu bahwa pihak berwenang telah menangkap sedikitnya 22 demonstran yang memprotes kenaikan harga makanan pokok bersubsidi secara tiba-tiba. Pada Sabtu (14/5), Ahmad Avaei, seorang anggota parlemen dari kota Dezful di provinsi Khuzestan, Iran barat daya, mengatakan satu orang tewas dalam kerusuhan tersebut.
Kerusuhan itu terjadi menyusul pengumuman pemerintah Iran pada awal pekan ini yang menyatakan bahwa harga minyak goreng, ayam, telur dan susu akan naik sebesar 300 persen, di tengah kenaikan harga pangan yang melonjak di seluruh wilayah Timur Tengah akibat macetnya rantai pasokan global dan invasi Rusia terhadap Ukraina yang merupakan pengekspor pangan utama. [lt/rs]