Seorang akademisi Israel-Rusia yang hilang di Irak beberapa bulan lalu, diketahui masih hidup dan ditahan di Irak oleh kelompok Syiah Kataib Hezbollah, kata kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Rabu (5/7).
Sebuah pernyataan dari kantor Netanyahu menyebutkan akademisi itu bernama Elizabeth Tsurkov. Pernyataan itu menyebutkan bahwa Tsurkov pergi ke Irak untuk penelitian atas nama Universitas Princeton di Amerika Serikat. Tidak ada rincian langsung tentang kondisinya.
Tsurkov memasuki Irak dengan paspor Rusia, kata pernyataan itu.
Warga negara Israel dilarang bepergian ke Irak, yang merupakan musuh negara tersebut. Kataib Hezbollah adalah salah satu kelompok milisi paling kuat di Irak, yang didukung oleh Iran.
"Elizabeth Tsurkov masih hidup dan kami melihat Irak bertanggung jawab atas nasib dan kesehatannya," kata pernyataan itu, sambil menambahkan bahwa situasi itu sedang ditangani oleh badan-badan terkait di Israel. Tidak ada komentar langsung dari pejabat Rusia atau Irak terkait hal itu.
Ibu Tsurkov, Irena, mengatakan ia kehilangan kontak dengan anaknya dua bulan lalu. "Sejauh yang saya ketahui hingga kini, ia berada di Turki mengerjakan penelitiannya untuk Universitas Princeton. Saya bahkan tidak tahu dia berada di Irak," katanya kepada N12 News.
Menurut halaman LinkedIn-nya, penelitian Tsurkov mencakup pelanggaran hak, politik, dan pergolakan di Suriah, Irak, Israel, dan wilayah Palestina. Akun Elizabeth Tsurkov diikuti oleh 80.000 pengguna Twitter dan diketahui terakhir kali ia mencuit pada bulan Maret lalu. [ps/ka]