Indonesia secara resmi bergabung dengan 13 negara di kawasan Indo-Pasifik dalam forum kerja sama ekonomi baru bernama IPEF (Indo Pacific Economy Framework atau Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik). Forum IPEF ini digagas oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan diluncurkan Senin lalu (23/5).
Menteri Perdagangan Indonesia Muhammad Lutfi memaparkan empat prinsip yang harus digarisbawahi dalam kerangka kerjasama ini, yaitu IPEF harus menghasilkan kerja sama yang konkret dan saling menguntungkan, harus bersifat inklusif dan terbuka bagi semua negara di kawasan, IPEF tidak menciptakan tantangan-tantangan pembangunan baru bagi negara-negara kawasan serta harus mendorong sinergi antara IPEF dan kerangka kerja regional lainnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah kepada VOA, Rabu (25/5) menjelaskan dari empat pilar dalam IPEF itu, Indonesia dan kawasan Asia Tenggara dapat menarik manfaat dari keberadaan IPEF. Itulah sebabnya, ujar Faizasyah, Indonesia sejak awal ikut terlibat dan memastikan kerjasama ekonomi ini memberikan keuntungan yang berimbang bagi semua negara anggota.
BACA JUGA: Biden Melawat ke Korea Selatan dan Jepang, Tekankan Prioritas AS di Indo-Pasifik"Secara khusus juga kita ingin ada sinergi antara IPEF dengan ASEAN Outlook on Indo-Pacific yang juga memiliki pendekatan inklusifitas, sehingga memberikan kemanfaatan tidak hanya bagi negara di kawasan tapi negara-negara non-kawasan yang ingin menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi di kawasan Indo-Pasifik," kata Faizasyah.
Ketika ditanya apakah masuknya Indonesia ke IPEF akan mengganggu hubungan dengan China, Faizasyah menyatakan bergabung ke IPEF merupakan sebuah peluang yang bisa dimanfaatkan oleh semua negara yang menjadi bagian dari proses tersebut. Tidak semua kerjasama ekonomi harus dengan China, tambahnya.
Jika ada sumber-sumber kerjasama ekonomi lain yang bisa bermanfaat untuk Indonesia, lanjutnya, tentu Indonesia mesti terlibat. Namun ia belum dapat memastikan seberapa besar manfaat yang dapat diperoleh Indonesia dengan menjadi anggota IPEF.
Faizasyah menggarisbawahi harapan Indonesia agar IPEF tidak menjadi alat kepentingan bagi negara pengusung, dan harus bersifat saling melengkapi dengan forum-forum Indo-Pasifik lain yang sudah terbentuk sebelumnya.
Your browser doesn’t support HTML5
IPEF Pastikan Keterlibatan AS
Pengamat Hubungan Internasional dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nanto Sriyanto mengatakan kerangka ekonomi Indo-Pasifik yang digagas oleh Presiden Biden merupakan langkah baik karena Amerika mau terlibat dalam forum perdagangan multilateral di kawasan, terutama jika dapat segera memulai perundingan perdagangan sesuai harapan negara-negara anggota.
Menurutnya yang menarik dari IPEF, tambahnya, adalah forum tidak memiliki standar setinggi TPP (Kemitraan Trans-Pasifik).
"Indonesia sebenarnya tidak pernah menolak bergabung di dalam FTA (kawasan perdagangan bebas) selama Indonesia mampu dan tidak terlalu mengganggu regulasi domestik yang Indonesia buat. Artinya, selama perdagangan bebasnya itu berlaku dan bisa dinikmati banyak pengusaha Indonesia, Indonesia akan terlibat," ujar Nanto ketika ditanya alasan Indonesia mau bergabung IPEF.
Nanto menambahkan pasar domestik Amerika merupakan salah satu daya tarik mengapa banyak negara, termasuk Indonesia, ingin melakukan kerjasama dengan Amerika. Salah satu keunggulan pasar domestik Amerika adalah memiliki teknologi mutakhir dan inovasi, serta tingkat konsumerisme yang tinggi.
Your browser doesn’t support HTML5
Menurut Nanto, pasar domestik Amerika tetap penting bagi Indonesia untuk memperluas mitra perdagangan sehingga bergabungnya Indonesia ke dalam IPEF bentukan Amerika tidak akan mengganggu hubungan Indonesia dengan China.
IPEF beranggotakan 13 negara, yakni Amerika, Australia, Brunei Darussalam, India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. [fw/em]