Akankah Robot Merebut Pekerjaan dari Manusia?

  • Jim Randle

Robot-robot telah menggantikan jutaan buruh manufaktur dan otomatisasi menjadi semakin murah (foto: ilustrasi).

Banyak perdebatan mengenai dampak otomatisasi terhadap lapangan pekerjaan di AS. Robot-robot telah menggantikan jutaan buruh manufaktur, dan otomatisasi semakin murah, semakin canggih, dan lebih umum dalam sektor-sektor jasa yang lebih besar.

Bidang ini mulai dari transportasi sampai perbankan dan memiliki lebih banyak pekerjaan dibandingkan di pabrik-pabrik. Wartawan VOA Jim Randle melaporkan seorang pakar mengatakan “puluhan juta” pekerjaan bisa terancam, tetapi yang lain mengatakan gambarannya lebih rumit, dan tidak seburuk itu.

Lima juta pekerjaan manufaktur di AS hilang dalam beberapa tahun ini. Walaupun sebagian politisi menyalahkan perdagangan, banyak ekonom mengatakan otomatisasi merupakan penyebab utama karena robot-robot mengambil alih banyak tugas-tugas rutin yang sebelumnya dilakukan manusia yang memperoleh upah lebih dari rata-rata.

Mobil dan truk swa-kemudi menunjukkan semakin meningkatnya dampak otomatisasi dalam sektor jasa yang jauh lebih besar. Jutaan pekerjaan manusia terancam, menurut seorang pakar pada Fakultas Bisnis Darden di Universitas Virginia, Profesor Ed Hess.

“Ya, manusia mulai tergantikan, dan itu akan terus terjadi dalam jumlah lebih besar karena kita masih dalam tahap awal otomatisasi sektor jasa, dan itu akan meluas dan mendalam,” ujar Hess.

Hess mengatakan pekerjaan di restoran cepat saji sangat rentan, karena perusahaan-perusahaan mendirikan kios-kios elektronik untuk mengambil pesanan restoran, meskipun McDonalds mengatakan para pekerja akan dialihkan ke tugas-tugas lain.

Restoran cepat saji seperti Wendy's kini mendirikan kios-kios elektronik swalayan untuk mengambil pesanan restoran (foto: ilustrasi).

Hess mengatakan riset menunjukkan hampir separuh pekerjaan di AS bisa diotomatisasi, termasuk pekerjaan ditoko-toko ritel, dokter yang memindai penyakit lewat x-ray, dan administrasi, bidang hukum , serta pekerjaan manajemen tingkat menengah.

Perbankan memperlihatkan perubahan otomatisasi, namun tidak serta-merta mengakhiri pekerjaan manusia.

Anjungan Tunai Mandiri atau ATM pertama dipasang 50 tahun lalu dan bertambah menjadi 420.000 di AS saja. Tetapi sebuah analisis oleh Dana Moneter Internasional (IMF) menunjukkan bahwa jumlah petugas teller manusia tidak berkurang. Bahkan naik sedikit.

Sam Ditzion dari Tremont Capital Group berbicara melalui Skype.

“Saya rasa karena manusia yang biasanya menjalankan sebagian besar tugas-tugas jasa dan rutin bisa diganti dengan otomatisasi, maka fungsi manusia menjadi lebih berharga dalam layanan konsumen dan penjualan,” katanya.

Ditzion mengatakan otomatisasi bisa “menakutkan,” tapi perawatan dan operasi mesin-mesin ATM yang rumit menciptakan serangkaian pekerjaan baru bagi puluhan ribu orang.

Seorang pria menggunakan ATM untuk mengambil uang di Yangon, Myanmar (foto: dok).

Banyak pakar khawatir mengenai dampak meningkatnya kemampuan dan jumlah kendaraan swa-kemudi, kios yang dioperasikan komputer, dan berbagai jenis otomatisasi lainnya, termasuk hal lain yang lebih canggih seperti intelijen buatan.

Tapi dalam wawancara dengan Mike Allen dari Axios, Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin mengatakan, hal itu tak perlu dikhawatirkan sampai 50 atau 100 tahun ke depan.

“Terkait kekhawatiran bahwa intelijen buatan akan mengambil alih pekerjaan Amerika, sepertinya kita masih jauh dari itu,” ujar Mnuchin.

Tapi para pakar lain berargumen dampak otomatisasi sudah mulai bermunculan disini. [vm/ii]